GridHEALTH.id – Bencana banjir di Jabodetabek pada awal tahun menyisakan duka yang cukup mendalam. Selain korban jiwa, yang tak kalah menyedihkan adalah korban harta benda.
Lihatlah rumah yang terendam hingga atap rumah, dan banyak kendaraan seperti mobil pribadi yang terseret derasnya arus.
Saat surut, keadaan pun menjadi lebih sulit karena posisi kendaraan yang tertumpuk, rusak, bahkan menyangkut di atas rumah atau pohon.
Tentu hal ini bisa menimbulkan stres bagi pemilik mobil. Terlebih bagi mereka yang masih mencicil mobilnya dan punya tunggakan lain, dan tetap harus mengeluarkan biaya lebih untuk memperbaiki kendaraannya.
"Contohnya punya mobil dengan kredit. Kalau asuransi okelah, kalau tidak tentunya harus bayar segala macam dan pengeluaran ekstra bagi mereka," kata Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan yang mengurusi pemulihan kejiwaan, Budi Sylvana, MARS, seperti dikutip detikcom, Kamis (2/1/2010).
Melihat keadaan mobilnya yang tertumpuk dan rusak, pemilik akan rentan mengalami trauma. Belum kondisi rumahnya yang mungkin juga rusak berat.
Baca Juga: Sangat Tidak Disarankan, Memompa ASI di Toilet Karena Ini Risikonya Bagi Ibu dan Bayi
Untuk itu Kementerian Kesehatan menyediakan trauma healing atau dukungan psikososial. Contohnya, dilakukan konseling secara berkala untuk pemulihan kesehatan jiwa korban.
“Diprediksi akan ada yang trauma. Makanya perlu dukungan psikososial. Karena bisa jadi masalah bila korban tingkat stresnya tinggi.
Nanti tergantung psikolog dan psikiaternya melihat kondisi lapangan pengungsi. Kalau tidak dilakukan konseling atau dukungan psikososial akan masuk dalam fase psikotik akut. Kalau tidak ditangani atau diterapi, kemungkinan lebih berat lagi," jelas Sylvana.
Semoga para korban banjir segera pulih keadaannya, baik harta, benda, fisik dan mental.(*)
Source | : | Kemenkes RI,detikhot.com,Pemprov DKI |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar