GridHEALTH.id - Berdasarkan data dari Center for System Science and Engineering (CSSE), Sabtu (08/02), jumlah korban terinfeksi sudah meningkat menjadi 13.275 kasus dengan 171 orang meninggal dunia dan pulih sebanyak 804.
Baca Juga: Virus Corona, Gambarnya Indah Tapi Mematikan, Awalnya Menular Hanya di antara Hewan
Sebarannya pun semakin luas, yaitu mencapai 22 negara/wilayah, meliputi daratan China, Thailand, Jepang, Hong Kong, Singapura, Australia, Taiwan, Malaysia, Makau, Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Kanda, Vietnam, Kamboja, Finlandia, India, Nepal, Filipina, dan Sri Lanka.
Selain itu, Reuters juga melaporkan baru-baru ini Italia mendapati kasus virus corona pertama dari dua wisatawan asal China.
Vietnam juga baru saja mengonfirmasi bahwa korban yang positif kena virus corona menjadi 4 orang.
Thailand yang merupakan tetangga Indonesia dan sesama ASEAN melaporkan perkembangan yang mengkhawatirkan tentang virus corona.
Korban virus corona terus bertambah di Thailand. Kementerian Kesehatan Umum Thailand melaporkan ada tujuh kasus baru virus corona di negaranya.
Baca Juga: Bayi Juga Bisa Mengalami Katarak, Perhatikan Ini Tanda-tandanya
Dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (8/2/2020), tujuh kasus baru ini terdiri atas tiga warga Thailand dan empat warga China.
Pemerintah Singapura meningkatkan level menjadi oranye setelah ada warga yang dinyatakan positif virus corona, padahal tidak memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok.
Hingga saat ini, Kamboja tercatat memiliki ada 1 kasus positif.
Baca Juga: Milenial Diduga Kurang Minum Air Putih, Padahal Ini Manfaat Air
Sungguh suatu keajaiban, Indonesia yang terkepung negara-negara tetangga yang terkonfirmasi positif virus ini, hingga hari ini masih belum ada satupun kasus positif yang dilaporkan.
Mulai dari Bali, hingga Bandung, semuanya hanya berada pada kondisi 'suspect' atau diduga terkena.
Sebuah riset di Harvard University tengah jadi perbincangan. Riset ini memperkirakan bahwa seharusnya virus corona Wuhan 2019-nCoV sudah masuk Indonesia, meski faktanya hingga kini belum ada seorangpun positif terinfeksi virus corona ini.
Riset ini menyebut, banyaknya kasus di luar China yang terkait riwayat bepergian ke China menunjukkan adanya kaitan erat dengan volume penerbangan dari dan ke Wuhan.
Baca Juga: Siapa Sangka, Empat Jenis Racun Bisa Jadi Obat Jantung dan Kanker
Para peneliti lalu membuat model regresi linear untuk mengidentifikasi tempat-tempat dengan potensi kasus 'underdetected' di berbagai negara.
Seberapa akurat prediksi yang dihasilkan? Beberapa negara seperti Jerman melaporkan jumlah kasus lebih banyak dari interval prediksi 95% yang dihasilkan dalam penelitian ini. Transportasi darat dan penularan lokal diperkirakan turut berpengaruh pada temuan ini.
Baca Juga: Manfaat Buah Tanaman Pandan, Ternyata Bisa Mengusir Gangguan Lambung
Sebaliknya, jumlah kasus di Kamboja dan Indonesia, berada di bawah interval prediksi 95%. Masing-masing, pada saat penelitian dilakukan, belum melaporkan adanya kasus penularan virus corona. Thailand, meski cukup banyak melaporkan kasus positif, jumlahnya masih berada di bawah interval prediksi 95%,
"Indonesia belum melaporkan adanya kasus, dan seharusnya Anda sudah menemukannya beberapa," kata salah seorang peneliti, Marc Lipsitch, dikutip dari gelora.co.
Baca Juga: Aneka Makanan Sehat Pelancar Haid Ini Wajib Dikonsumsi
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan drg R Vensya Sitohang, MEpid, dalam temu media Jumat (7/2/2020), mengungkap hingga saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menguji 50 spesimen sampel dari pasien dugaan virus corona.
Dari jumlah tersebut, belum ada satupun yang terkonfirmasi positif. "Dari total 50, yang negatif 49, proses 1," jelasnya pada wartawan .(*)
#berantasstunting
Source | : | detik.com,South China Morning Post,Kompas Health,Gelora.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar