GridHEALTH.id – Penularan virus corona yang sifatnya sangat cepat membuat semua pihak khawatir. Bayangkan saja, sudah 44 negara terkonfirmasi mempunyai warga yang kena virus corona.
Baca Juga: 6 WNI Dikabarkan Kena Virus Corona di Batam, Ini Bantahan Kemenkes
Dalam dua minggu dilaporkan 800 tewas, melebihi kecepatan penularan SARS yang memakan waktu berbulan-bulan untuk mencapai hanya separuh dari jumlah korban virus corona. Dikabarkan juga 35 ribu orang di seluruh dunia sudah terinfeksi.
Untuk mencegah penularan ini, sejumlah ahli kesehatan menganjurkan perilaku hidup bersih dengan rajin menjaga kebersihan diri. Di antaranya rajin mencuci tangan dan mandi.
Juga dianjurkan untuk menjaga agar sistem pertahanan tubuh senantiasa prima, sebagai agar kuat melawan ancaman dari masuknya benda asing dari luar, seperti virus, bakteri, jamur. Bila daya tahan tubuh lemah, maka benda asing tersebut akan mudah masuk.
Masuknya benda asing ini menyebabkan terkena infeksi dan muncul beberapa gejala misalnya bersin, demam dan lainnya. Apalagi kondisi saat ini, dimana virus corona mudah menyebar dan belum ditemukan vaksin untuk virus corona.
Menurut Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, mengatakan pada kasus seperti ini, jalan terbaik yang bisa dilakukan adalah tindakan pencegahan, secara eksternal maupun internal.
Baca Juga: Siapa Sangka, Bukan Hanya Menunda Kehamilan, Pil KB Juga Bikin Cantik
Pencegahan dapat dilakukan secara eksternal dengan menjalankan pola hidup bersih dan sehat. Contohnya dengan konsumsi makanan gizi seimbang, rajin berolahraga, istirahat yang cukup, rajin mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan masker, terutama bila berada di tengah keramaian.
Sementara pencegahan internal virus corona dapat dilakukan dengan memodulasi (mengatur) sistem daya tahan tubuh.
Baca Juga: Imunisasi HIB Wajib Sesuai Jadwal Agar Bayi Terhindar Radang Otak
Imunostimulan bekerja untuk merangsang pembentukan sel-sel imun seperti sel B yang kemudian akan membentuk antibodi.
"Pada kondisi di mana risiko paparan terhadap infeksi virus sangat tinggi, maka imunostimulan dapat ditambahkan disamping pencegahan lainnya.
Imunostimulan dapat dikonsumsi dalam durasi tertentu sampai risiko paparan virus menurun dan sebaiknya dikonsumsi sebelum seseorang terinfeksi suatu penyakit, karena imunostimulan membutuhkan waktu untuk merangsang sistem imun,” ungkap Prof Iris seperti dikutip dari merdeka.com.
Penggunaan imunostimulan sebagai suplemen yang biasanya dijual dalam bentuk kapsul atau sirup, dapat dianjurkan pada orang-orang yang merencanakan bepergian, dan sering berada di pusat keramaian.
Baca Juga: Turun Berat Badan 10% Saja Bisa Hapuskan Komplikasi Akibat Diabetes
Selain itu, kelompok usia yang rentan memiliki daya tahan tubuh rendah, terutama lanjut usia (diatas usia 60 tahun).
Prof Iris juga menambahkan bahwa meningkatkan daya tahan tubuh pada kondisi ini menjadi sangat penting untuk semua orang. Baik yang memiliki risiko tinggi ataupun tidak. (*)
#berantasstunting
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar