GridHEALTH.id - Sejak merebaknya kasus virus corona di Indonesia pada awal Maret 2020, pemerintah akhirnya memutuskan untuk merahasiakan identitas lengkap para pasien positif Covid-19.
Hal ini rupanya memicu polemik diantara masyarakat.
Bahkan semenjak adanya WNA yang meninggal akibat virus corona, masyarakat Indonesia membandingkan pemberitaan dalam negeri dengan luar negeri.
Pasalnya, pemberitaan luar negeri dinilai transparan dengan menyebutkan kronologi lengkapnya.
Baca Juga: Kina Asal Jawa Barat Bisa Mengobati Virus Corona, Ternyata Ini Rahasianya
Dilansir dari Metro, WNA yang meninggal di Indonesia akibat virus corona merupakan seorang wanita berusia 53 tahun dengan kewarganegaraan Inggris.
Wanita tersebut rupanya wanita Inggris ke-8 yag meninggal akibat virus corona.
Pasien wanita berusia 53 tahun itu tiba di Bali pada 29 Februari 2020 dan menderita demam beberapa hari kemudian.
Diduga dia tertular virus di luar Bali.
Baca Juga: WHO Resmi Nyatakan Covid-19 Sebagai Pandemi Global Setelah Menyebar ke 118 Negara
Dia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Sanglah pada 9 Maret, dan meninggal pada Rabu pagi.
Wanita itu dilaporkan sudah sakit parah dan menderita diabetes, hipertensi, hipertiroidisme, dan penyakit paru obstruktif kronis.
"Suaminya dilaporkan bersamanya di rumah sakit ketika dia meninggal, namun tidak diketahui apakah dia juga didiagnosis dengan virus tersebut," ujar salah satu saksi.
Terlepas dari itu, Tenaga Ahli Utama Kepresidenan, Dr. Dany Amrul Ichdan, SE, MSc tidak menampik adanya tingkat kewaspadaan dan kesadaran negara lain sudah matang memantau tingkat kepanikan antar penduduknya.
"Saya tidak menyebut bahwa masyarakat kita tidak 'matang'. Tapi begitu dengar ada virus corona di suatu daerah, masyarakat kita langsung mencari identitas bahkan alamatnya," ungkapnya, saat ditemui GridHEALTH.id dalam acara Komunikasi Kepemimpinan dan Krisis Mengelola Wabah Virus Corona, Rabu (11/3/2020).
Bukan hanya itu, Dany mengkhawatirkan kepanikan dan rasa penasaran masyarakat Indonesia ini juga dapat merugikan pihak lain, misal orang sakit yang membutuhkan masker hingga pengusaha properti.
Baca Juga: Gaet Pria Tampan, Luna Maya Ternyata Sering Tahan Kentut hingga Kena Angin Duduk saat Kencan
"Juga semuanya panik mencari masker, sampai akhirnya banyak penimbun lalu menjual dengan harga berkali lipat.
"Imbas lainnya, pengusaha properti perumahan atau apartemen yang merasa rugi karena tidak ada penjualan di perusahaannya," tambahnya.
Kendati demikian, pemerintah masih terus melakukan tracing guna mencari apakah ada pasien virus corona lagi di Indonesia.
Kini akibat tingginya jumlah orang terinfeksi, WHO telah menetapkan virus corona (Covid-19) sebagai pandemi global. (*)
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar