Pendapat yang mengatakan berjemur pada pukul 10.00.00 bisa meningkatkan imunitas, landasannya pada waktu tersebut kita bisa mendapatkan manfaat vitamin D.
Teorinya, pada jam tersebut yang didapatkan manusia adalah sinar mataari UV-B.
Dimana gelombang cahayanya pendek. Pendapat ini meyakini inilah jenis cahaya matahari yang dibutuhkan oleh tubuh.
Ultraviolet B bisa didapat saat sinar matahari naik, yakni sekitar jam 10.00 pagi hingga 15.00 siang.
Sinar UV-B di antara jam 10.00-15.00 dapat memicu produksi vitamin D, yang dapat bertahan dua kali lebih lama dalam darah, jika dibandingkan dengan vitamin D yang dikonsumsi dalam bentuk suplemen atau makanan.
Pemahaman berjemur diwaktu tersebut juga didukung oleh ncbi.nlm.nih.gov.
Menurut situs tersebut yang menurunkan tulisan berjudul Ultraviolet-radiation and health: optimal time for sun exposure, dalam abstarksinya menjelaskan;
Efek kesehatan positif dan negatif dari paparan kulit manusia terhadap radiasi UV tergantung pada tingkat spektrum dan fluence, yang keduanya tergantung pada garis lintang, waktu dalam sehari dan beberapa faktor lainnya.
Efek positif utama terkait dengan fotosintesis vitamin D dan efek negatif utama adalah perkembangan kanker kulit.
Spektrum untuk efek ini berbeda.
Hal ini membuat kami menyimpulkan bahwa untuk sintesis vitamin D yang optimal dengan risiko minimal melanoma kutaneous (CMM), waktu terbaik untuk paparan sinar matahari adalah antara pukul 10 pagi hingga 1 siang.
Dengan demikian, rekomendasi kesehatan umum (bahwa paparan sinar matahari harus dihindari antara jam 10 pagi dan 4 sore dan ditunda hingga sore hari) mungkin salah.
Pendapat lain melihat waktu berjemur yang tepat berdasarkan letak geografis Indonesia yang berada di khatulistiwa.
Baca Juga: Wah, Perbanyak Bercinta Perkuat Imunitas Tubuh Lawan Virus Corona
Source | : | WHO,ncbi.nlm.nih.gov,Weatheronline.co.uk,Repository.lapan.go.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar