GridHEALTH.id - Sekarang ini semua orang sedang sibuk mencari referensi untuk bisa Hadapi Corona. Termasuk kita.
Salah satu informasi yang banyak dicari adalah hal yang simpel.
Semisal berjemur untuk Hadap Corona, atau manfaatkan sinar lampu UV untuk Hadapi Corona.
Baca Juga: Berjemur di Bawah Sinar Matahari. Solusi Hadapi Corona Menurut Dokter Spesialis Paru dari Bekasi
Harapannya, dengan menemukan informasi tersebut dan melakukannya kita bisa terhindar dari infeksi virus corona.
Nah, beberapa hari belakangan ini ramai diperbincangkan mengenai berjemur di bawah sinar matahari untuk meningkatkan imunitas dan membunuh virus corona.
Ada yang pendapat yang mengatakan berjemur baiknya di mulai pukul 10.00 pagi, selama tidak lebih dari 15 menit.
Ada juga yang mengatakan berjemur di antara pukul 06.00 hingga pukul 08.00, adalah yang terbaik.
Mana yang kita pilih?
Pendapat yang mengatakan berjemur pada pukul 10.00.00 bisa meningkatkan imunitas, landasannya pada waktu tersebut kita bisa mendapatkan manfaat vitamin D.
Teorinya, pada jam tersebut yang didapatkan manusia adalah sinar mataari UV-B.
Dimana gelombang cahayanya pendek. Pendapat ini meyakini inilah jenis cahaya matahari yang dibutuhkan oleh tubuh.
Ultraviolet B bisa didapat saat sinar matahari naik, yakni sekitar jam 10.00 pagi hingga 15.00 siang.
Sinar UV-B di antara jam 10.00-15.00 dapat memicu produksi vitamin D, yang dapat bertahan dua kali lebih lama dalam darah, jika dibandingkan dengan vitamin D yang dikonsumsi dalam bentuk suplemen atau makanan.
Pemahaman berjemur diwaktu tersebut juga didukung oleh ncbi.nlm.nih.gov.
Menurut situs tersebut yang menurunkan tulisan berjudul Ultraviolet-radiation and health: optimal time for sun exposure, dalam abstarksinya menjelaskan;
Efek kesehatan positif dan negatif dari paparan kulit manusia terhadap radiasi UV tergantung pada tingkat spektrum dan fluence, yang keduanya tergantung pada garis lintang, waktu dalam sehari dan beberapa faktor lainnya.
Efek positif utama terkait dengan fotosintesis vitamin D dan efek negatif utama adalah perkembangan kanker kulit.
Spektrum untuk efek ini berbeda.
Hal ini membuat kami menyimpulkan bahwa untuk sintesis vitamin D yang optimal dengan risiko minimal melanoma kutaneous (CMM), waktu terbaik untuk paparan sinar matahari adalah antara pukul 10 pagi hingga 1 siang.
Dengan demikian, rekomendasi kesehatan umum (bahwa paparan sinar matahari harus dihindari antara jam 10 pagi dan 4 sore dan ditunda hingga sore hari) mungkin salah.
Pendapat lain melihat waktu berjemur yang tepat berdasarkan letak geografis Indonesia yang berada di khatulistiwa.
Baca Juga: Wah, Perbanyak Bercinta Perkuat Imunitas Tubuh Lawan Virus Corona
Baca Juga: Hadapi Corona, Desainer Asal Temanggung Ciptakan Face Shield Mask Kurang Dari Rp 20 Ribu
Untuk diketahui, sinar matahari itu dibagi dalam beberapa indek.
* Jam 07.30 indek UV 2
* Jam 08.00 indek UV 3
* Jam 09.26 indek UV 7.4
* Jam 09.41 indek UV 8.5
* Jam 10.00 indek UV 9.9
Penting diingat, pada pukul 10.00 suhu udara di Indonesia sekitar 30 derejat celcius.
Menurut pendapat ini, di waktu indek UV di bawah 3, sangat aman bagi manusia untuk berlama-lama di siram sinar matahari.
Di waktu indeks UV 3-5, ini sudah mulai tidak aman.
Indkes UV di atas 5, katogerinya tidak aman bagi manusia, tidak baik bagi kulit dan mata.
Pendapat ini merujuk penelitian Wiwiek Setyawati dkk dari LAPAN, yang telah melakukan penelitian indeks UV di kota Bandung, pada priode Oktober 2007-Januari 2011.
Hasilnya, hari-hari dengan indeks UV ekstrem, yaitu indeks 11 ke atas, ada sebanyak 533 dari 1211 hari, yaitu sekitar 44%.
Baca Juga: Dampak Wabah Covid-19 Pada Kesehatan Mental Penduduk Amerika Serikat
Indeks ekstrem ini umumnya tercapai di antara pukul 10 dan 13 siang.
Sedangkan di kota Roma sebagaimana yang dapat kita peroleh pada situs Weather Online, sepanjang tahun 2019 indeks UV yang ditunjukkan tidak pernah melampaui angka 10.
Karenanya, berdasarkan fakta-fakta tersebut, tidak mengherankan kalau WHO mengeluarkan rekomendasi batasi waktu terpapar sinar matahari di tengah hari.
“Sinar UV Matahari paling kuat antara pukul 10 pagi dan 2 siang. (= 2 jam setiap sisi siang matahari). Batasi paparan pada Matahari selama jam-jam ini,” papar WHO dalam pamflet Sunshine and health: How to enjoy the Sun safely.
Baca Juga: Peneliti China Temukan Subtipe Baru Virus Corona, Bisa Bertahan 49 Hari !
Jadi menurut pendapat ini, untuk mendapatkan manfaat terbaik sinar matahari, hindari berjemur di pada jam 10 pagi sd pukul 14 siang.
Di luar waktu 10 pagi - 14 tersedia radiasi UV-B dengan intensitas relatif rendah.
Ini bermanfaat bagi pembentukan Vit D3 dan sistem imun dalam tubuh, dan aman bagi manusia.
Dengan bahasalain, berjemurlah 5 sd 10 menit pada waktu; jam 7.30 sd 9.30 pagi, dan jam 15 sd 16 sore.
Bagaimana dengan berjemur dan membunuh virus, khususnya corona?
Baca Juga: Dihadapan DPR Sosok Ini Ungkap Kelemahan Indonesia Dalam Hadapi Corona
Baca Juga: Berbagai Metode Test Covid-19; PCR, Rapid Test, TCM, Apa Perbedaannya?
Sampai dengan berita ini dipublish, GridHEALTH.id belum menemukan pendapat juga literatur yang bisa menjelaskan mengena hal ini.
Kedua pendapat di atas pun tidak menyatakan jika berjemur bisa membunuh virus, tak terkecuali corona yang sekarang ini tengah menjadai pandemi global dunia.
Jam berapakah anda bisa berjemur?(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | WHO,ncbi.nlm.nih.gov,Weatheronline.co.uk,Repository.lapan.go.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar