GridHEALTH.id - Menjadi negara pertama yang terjangkit virus corona baru (Covid-19), China kini dinyatakan sudah kembali memulai tatanan hidup normal.
China kini bukan lagi menjadi negara dengan jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak di dunia.
Baca Juga: Gegara Malas Gosok Gigi Seorang pria Dituntut Cerai Istri Tercinta
Akibat hal ini, China mendapat sanjungan dari berbagai negara karena telah sukses meredam peningkatan jumlah pasien.
Sayangnya, meski kasus Covid-19 di sana sudah tak ekstrem lagi, nyatanya warga China kembali diterpa prahara rumah tangga.
Baca Juga: Jakarta Terapkan PSBB Mulai 10 April, Ini Daftar yang Boleh Dilakukan dan Dilarang
Belum lama ini, otoritas China menyatakan bahwa adanya tingkat perceraian yang melonjak tajam.
Angka perceraian di China dilaporkan meningkat, dikarenakan pasangan "menghabiskan waktu terlalu lama selama karantina virus corona".
Lu Shijun, manajer pencatatan pernikahan di Dazhou, Provinsi Sichuan, menceritakan ada 300 pasangan yang hendak bercerai sejak 24 Februari.
Baca Juga: Jakarta Terapkan PSBB Mulai 10 April, Ini Daftar yang Boleh Dilakukan dan Dilarang
Otoritas meyakini, meningkatnya perceraian di China bisa jadi disebabkan fakta mereka terlalu lama bersama selama karantina virus corona.
"Jumlah pasangan yang bercerai melonjak jika dibandingkan sebelumnya (wabah menyebar)," kata Lu seperti dikutip Kompas.com dari Daily Mail Jumat (13/3/2020).
Baca Juga: Di Masa Karantina Mandiri , Ini Bekal Keluar Rumah Agar Terhindar dari Virus Corona
Lu menerangkan, karena menghabiskan banyak waktu di rumah, mereka cenderung berdebat sengit dan secara terburu-buru memilih berpisah.
Faktor lainnya adalah karena lambatnya penanganan, buntut dari tutupnya kantor pemerintah selama sebulan di saat karantina berlangsung.
Tak hanya Dazhou, kantor pencatatan pernikahan di Xi'an, Provinsi Shaanxi, juga melaporkan tingginya pasangan yang ingin bercerai sejak dibuka pada 1 Maret.
Petugas pencatatan kepada Global Times mengungkapkan, satu kantor distrik bisa menerima hingga 14 permintaan dalam satu hari.
Baca Juga: Muncul Aplikasi Termometer di Ponsel, Para Ahli Malah Sebut Bisa Rusak Fungsi Otak
Banyaknya kasus perpisahan membuat otoritas di Fuzhou menetapkan batas 10 pasangan per hari yang bisa mendaftarkan keinginan berpisah mereka.
Para pakar telah lama mendiskusikan apakah menghabiskan waktu terlalu lama di satu lokasi akan membuat pasangan memutuskan bercerai.
Berbagai kota seantero China memerintagkan warganya mengisolasi diri selama satu bulan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Meski demikian, otoritas China belum bisa memnuhi semua gugatan perceraian pada pasangan tersebut lantaran terlalu banyak laporan yang didapat. (*)
#hadapicorona #berantasstunting
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Angka Perceraian di China Meningkat Saat Karantina Virus Corona
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar