GridHEALTH.id – Porsi makan saat buka puasa tidak mudah kita temukan informasinya.
Sebab, umumnya mengenai puasa yang banyak dibahas adalah aneka menu dan hidangan berbuka.
Padahal porsi makan jauh lebih peting dari aneka menu makanan, tak terkecuali makanan paling sehat sekalipun.
Ingat, masalah terbesar mereka yang menjalankan puasa bulan Ramadan adalah lapar mata.
Baca Juga: Arahan MUI Untuk Ibadah Ramadan di Saat Pandemi Covid-19, Mudik Bisa Sebarkan Virus
Apalagi aneka hidangan berbuka puasa yang tersaji di meja makan adalah makanan yang lezat dan menggugah selera.
Tapi hati-hati, lapar mata selalu membawa malapetaka bagi kenyamanan dan tentunya kesehatan kita.
Lapar mata selalu membuat kita berlebih dalam menyantap makanan berbuka puasa.
Wal hasil, datang ketidak nyamanan. Perut terasa begah, kekenyangan, susah bernapas, kesulitan bergerak, dan kita menjadi malas melakukan aktivitas, tak terkecuali shalat wajib dan sunnah.
Selain itu makan berlebih saat berbuka puasa pun bisa membuat kita mengalami masalah dengan perut. Sembelit bisa terjadi, apalagi jika makanan yang dimakan terlalu banyak yang berlemak, berminyak, minim serat.
Baca Juga: Coba 5 Menu Takjil Sehat Tingkatkan Imunitas Tubuh Selama Bulan Puasa dan Pandemi Corona
Baca Juga: Bersin Hidung Meler dan Gatal Tenggorokan Bukan Gejala Covid-19, Beda Virus Corona dan Alergi
Padahal Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam telah memberikan teladan dengan contoh yang sangat baik, berhenti makan sebelum kenyang.
Begitu pun saat berbuka, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam memberikan contoh dengan membatalkan puasa dengan minum dan atau mengonsumsi kurma. Setelah itu shalat wajib Maghrib.
Itu pula yang digunakan oleh para ahli kesehatan sekarang ini.
Saat berbuka puasa para ahli menyarankan untuk makan kecil, setiap dua jam atau lebih, maju secara bertahap menuju makanan yang lebih besar.
Dengan demikian kita bisa makan dengan baik, mengunyah makanan dengan baik. Ini akan sangat membantu pencernaan yang baik.
Baca Juga: Tanpa Minum Obat dan Pergi ke Rumah Sakit, Jurnalis Ini Sembuh dari Covid-19 dengan 3 Cara Mudah Ini
Penting juga kita perhatikan, melansir health24.com, Salaamah Solomon seorang, ahli diet terdaftar di Rumah Sakit Akademik Tygerberg di Cape Town, mengatakan “ramadhan adalah peluang besar untuk memutus rantai kebiasaan makan yang buruk, tetapi mayoritas orang tidak menuai manfaat penuh bulan ini."
"Untuk mendapatkan manfaat penuh dari puasa, seseorang harus banyak memikirkan jenis dan jumlah makanan yang mereka nikmati sepanjang bulan Ramadhan," kata Solomon.
Untuk mempertahankan diet seimbang dan bergizi, seseorang harus mengkonsumsi makanan dari semua kelompok makanan utama, yang didistribusikan secara merata antara dua waktu makan.
Kelompok makanan utama adalah:
Baca Juga: Bill Gates Menolak Dibilang Pencipta Virus Corona, 'Jutaan Dolar Saya Gelontorkan Untuk Cari Vaksin'
Baca Juga: Di Rumah Saja, Berikut Ciri-ciri Hamil Muda yang Mudah Dipantau juga Alasannya
* Buah-buahan dan sayur-sayuran
* Roti, sereal, dan kentang atau nasi
* Daging, ikan, dan ayam
* Produk susu seperti keju
* Makanan mengandung lemak dan gula
Untuk membatalkan puasa, alias berbuka, kurma dan air adalah akanan terbaik. Membantu mengembalikan kadar gula dan garam dalam tubuh. Itu juga rehidrasi tubuh.
Kurma memiliki manfaat; mudah dicerna, kurangi rasa lapar, hindari makan berlebihan, diandalkan untuk persiapkan perut menerima makanan setelah berpuasa berjam-jam, kaya akan gula dan energi, memulihkan nutrisi dalam tubuh, cegah sembelit akibat perubahan waktu makan.
Baca Juga: Usai Jalani Operasi Jantung, AS Sebut Kim Jong Un Terinfeksi Covid-19 dari Dokter Asal China
Untuk itu dan demi kesehatan, hindari makanan yang digoreng, samosa goreng, ayam goreng, lumpia goreng dan keripik kentang goreng, makanan mengandung tinggi gula, makanan tiggi kandungan lemak jenuh, makanan kari berminyak dan kue kering berminyak.
Makanan yang bisa kita makan?
Beberapa ahli, melansir healthline.com, mengatakan selama kita menjaga asupan karbohidrat di bawah 50 gram per hari selama puasa, dapat mempertahankan ketosis.
Usai berbuka, setelah shalat maghrib, saat makan besar/berat mulailah dengan makan makanan yang lembut dan pastikan untuk tidak makan berlebihan.
* Sup yang mengandung protein dan karbohidrat yang mudah dicerna, seperti lentil, tahu, atau pasta. Hindari sup yang dibuat dengan krim kental atau sayuran mentah berserat banyak.
* Sayuran yang dimasak, lunak, dan mengandung tepung seperti kentang bisa menjadi pilihan makanan yang baik saat berbuka puasa.
* Makanan fermentasi. Coba yogurt tanpa pemanis atau kefir.
Lemak sehat. Makanan seperti telur atau alpukat bisa menjadi makanan pertama yang bagus setelah puasa.
* Smoothie. Minuman campuran dapat menjadi cara yang lebih lembut untuk memperkenalkan nutrisi ke tubuh, karena mengandung lebih sedikit serat daripada buah-buahan dan sayuran mentah.
Nah, setelah itu barulah boleh mengonsumsi makanan sehat lainnya; biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, daging, unggas, dan ikan.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | healthline.com,health24.com |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar