GridHEALTH.id - Fakta terkait infeksi virus corona (Covid-19) kembali terungkap.
Kali ini para ahli menemukan bahwa pasien corona, kondisinya akan memburuk pada minggu kedua setelah timbul gejala.
Para pakar menggambarkan situasi ini sebagai "ambruk pada minggu kedua".
"Mereka akhirnya dirawat di rumah sakit, dan sekitar tiga hari kemudian, mereka harus masuk ke unit perawatan intensif," kata Mark Nicholls, spesialis perawatan intensif dari Australian and New Zealand Intensive Care Society.
Kondisi serupa dialami Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang tadinya dikabarkan hanya mengalami gejala ringan Covid-19, hingga akhirnya dimasukkan ke ICU.
Kebanyakan orang yang terinfeksi Covid-19 memang hanya mengalami gejala ringan dan akhirnya sembuh dalam waktu satu atau dua minggu.
Tercatat ada 15 % yang harus dirawat di rumah sakit dan 5 % di antaranya kritis.
Adapun alasan mengapa kondisi ini bia terjadi, diantarannya sebagai berikut;
1. Mungkin bukan karena virusnya, melainkan respons imun
Para pakar medis menyebutkan, dalam beberapa kasus terutama ketika kondisi pasien memburuk belakangan, penyebabnya bisa jadi bukan karena virusnya, melainkan justru karena respons tubuh terhadap virus.
Artinya, jumlah oksigen pada aliran darah Anda menurun, sehingga organ tubuh kekurangan oksigen.
Baca Juga: Dari Nasi Sampai Jus, Aneka Makanan Ini Sebaiknya Dihindari Saat Sahur
Ketika sistem kekebalan tubuh mendeteksi adanya penyerang seperti SARS-CoV-2, ia memicu serangkaian respons untuk menahan dan membasmi infeksi.
Salah satunya, pelepasan protein pensinyalan kecil yang disebut sitokin, yang biasanya menyebabkan peradangan.
Dalam kebanyakan kasus, respons imun bekerja dengan cara memadamkan infeksi dan respons peradangan tidak bekerja.
Namun, terkadang sistem kekebalan tubuh secara keliru menjadi berlebihan dan tetap aktif lama setelah virus tak lagi menjadi ancaman.
2. Alasan kondisi kesehatan menurun
Sangat sulit untuk mengetahui sejauh mana sistem imun seseorang menyebabkan kerusakan dalam kasus Covid-19.
Baca Juga: Covid-19 Bikin Stres, Pria Ini Sampai Nekat 'Lempar' Istrinya Dari Lantai 7 Apartemen
"Sistem imun pada kebanyakan orang memiliki peran yang sangat bermanfaat," kata Dr Julian Elliot, Direktur Klinis Satuan Tugas Covid-19 di Australia.
Orang yang mengalami penyakit Covid-19 yang lebih serius biasanya memiliki tanda-tanda peningkatan peradangan, terutama di paru-paru.
"Biasanya orang merasa normal saja, padahal sebenarnya sudah menderita radang paru-paru dengan tingkat oksigen yang cukup rendah," kata Dr Elliot.
Pneumonia merupakan infeksi paru-paru di mana kantung udara meradang dan dapat terisi oleh cairan.
Baca Juga: Anak Sudah Belajar Puasa, Perlukah Pemberian Suplemen di Kala Sahur?
Baca Juga: Suplemen Penting Bagi Ibu Hamil Puasa Saat Sahur, Awas Ada yang Menyebabkan Sembelit
Ketika penyakit berkembang, pneumonia biasanya menjadi lebih buruk.
"Pada tahap banyak peradangan di paru-paru, sering kali memiliki kadar oksigen sangat rendah, sehingga harus dibantu ventilator," jelas Dr Elliot.
Salah satu aspek yang paling mengkhawatirkan dari pneumonia Covid-19 yaitu kemungkinan bisa memburuk tanpa mereka sadari.
Biasanya pneumonia membuat orang merasa tidak nyaman di bagian dada atau kesulitan bernapas.
Namun, sejumlah pasien Covid-19 justru tak merasakan sesak napas, bahkan ketika kadar oksigennya turun.
Artinya, dalam kasus Covid-19, meski tingkat oksigen dalam tubuh seseorang cukup rendah, ia tidak merasa terengah-engah.
Itulah yang mungkin menjelaskan mengapa sejumlah pasien dengan gejala ringan tiba-tiba kondisinya mengalami penurunan drastis.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kenapa Kondisi Pasien Corona Bisa Memburuk pada Minggu Kedua?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar