GridHEALTH.id - Banyak riset yang menunjukkan puasa dapat membuat tubuh untuk membakar sel-sel lemak lebih efektif dari diet biasa.
Puasa memungkinkan tubuh untuk menggunakan lemak sebagai sumber utama energi, bukan gula, sehingga bagi yang berdiet, ini membuat berat badan lebih cepat turun.
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari Uni Emirat Arab menemukan, mereka yang sedang dalam program pengaturan pola makan, dan kemudian mengikuti puasa Ramadan, penurunan berat badan rata-rata satu kilogram.
Penelitian tersebut melibatkan akademisi dari Universitas Sharjah bersama para kolega di Bahrain dan Inggris.
Para ilmuwan menganalisa 85 laporan yang dipublikasikan selama 1982-2019 terhadap 4.000 orang di 25 negara. Analisa dilakukan untuk mempelajari dampak berpuasa sebulan penuh terhadap massa tubuh, termasuk mereka yang sedang berdiet.
Salah satu penulis penelitian sekaligus Profesor Nutrisi Manusia dari Universitas Sharjah, Dr Mo'ez Al Islam Faris memberi penjelasan.
Baca Juga: Punya Koleksi Puluhan Cincin, Jangan Sekali-kali Dipakai Saat Pandemi Virus Corona, Ini Alasannya
Dia mengatakan, kesimpulan penelitian tersebut adalah ada efek-efek kecil hingga menengah yang terjadi pada berat badan seseorang yang berpuasa di bulan Ramadan.
“Setiap pengurangan berat badan baik untuk kesehatan, untuk sistem kardiovaskular dan kesehatan umum," ungkap dia, seperti dilansir laman the National.
Pada penelitian yang ditulis di European Journal of Nutrition ini, peneliti mengatakan puasa rata-rata menghasilkan penurunan berat badan 1,022 kilogram pada orang yang tidak atletis.
Meskipun sedikit, penurunan tersebut masih cukup signifikan secara statistik dan menawarkan manfaat kesehatan yang potensial.
Faris menambahkan, penurunan berat badan selama puasa Ramadan bukan karena orang makan lebih sedikit.
Namun,karena perubahan metabolisme lemak yang dilakukan tubuh selama puasa. Penurunan berat badan sebagian disebabkan oleh menipisnya cadangan glikogen yang tersimpan di hati.
Jika simpanan glikogen berkurang, tubuh menggunakan lemak yang disimpan di dalam tubuh sebagai sumber energi dengan melepaskan zat yang disebut asam lemak ke dalam darah.
Baca Juga: 6 Alasan Perut Buncit Berlemak Susah Hilang Meski Sudah Diet Ketat
Baca Juga: 9 Makanan yang Dapat Mencegah Tulang Keropos Dengan Diet Osteoporosis
Hati kemudian mengambil lemak ini untuk digunakan dalam produksi energi. Dengan kata lain, tubuh menggunakan simpanan energi internalnya karena tidak mendapatkan sumber energi eksternal.
“Jaringan (lemak) adiposa adalah sumber energi utama. Simpanan lemak tubuh adalah sumber energi dalam puasa dari 12-15 jam," ungkap Faris.
Analisa lain yang ditemukan Faris dan rekannya adalah, puasa dapat mengurangi lingkar pinggang dan tekanan darah.
Kondisi ini juga meningkatkan kadar kolesterol lipoprotein densitas tinggi atau sering disebut sebagai kolesterol baik karena dapat mengurangi risiko masalah jantung atau stroke.
Namun, Faris mengatakan, efek puasa Ramadan menunjukkan variasi yang luas antara studi dan beberapa orang yang justru, mengalami kenaikan berat badan.
Baca Juga: Bukannya Bikin Sehat, Keramas Setiap Hari Membuat Rambut Jadi Rusak
Baca Juga: Jangan Remehkan Talas, Ternyata Sangat Baik Untuk Penderita Diabetes
Seseorang juga bisa mengalami kenaikan berat badan jika buka puasa secara berlebihan. “Mereka makan seperti pesta. Itu tidak sehat dan tidak benar-benar mengikuti cara berbuka puasa seperti yang ditunjukkan nabi.”(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | The Daily Sabah,Kompas,Tribun News,The National,European Journal of Nutrition |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar