GridHEALTH.id – Puasa, termasuk puasa di bulan Ramadan dipercaya banyak ahli kesehatan justru dapat memperkuat imunitas tubuh.
Salah satunya, Prof Dr dr Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM, seorang pakar imunologi dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), membenarkan bahwa puasa dapat meningkatkan imun tubuh.
"Dengan catatan kalau kita berpuasa dengan baik. Artinya tidur cukup, makan cukup, minum cukup, istirahat cukup, tidak stres, olahraga cukup, dan tentu diam di rumah tentunya," jelas Prof Iris dikutip dari detikcom, Kamis (23/4/2020).
Menjalankan ibadah puasa menurut Prof Iris menjadi waktu yang tepat memperbaiki fungsi tubuh dan mengeluarkan racun yang ada di dalamnya. Terlebih di tengah pandemi Corona, sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
Namun ia mengingatkan untuk tetap menjaga makanan yang bergizi selama puasa agar proses detoks berjalan baik.
"Jangan makanan terlalu banyak lemak, lalu makanan terlalu banyak gorengan yang akan merusak tubuh. Buka dan sahurnya, juga diawasi, jadi jangan pas buka balas dendam (makan banyak). Tetap makanan gizi seimbang," lanjutnya.
Baca Juga: Puasa Ramadan Mampukan Membuat Tubuh Kita Kuat #Hadapi Corona?
Baca Juga: Guru Besar FMIPA Brawijaya : Jamur Cordyceps Bisa Sembuhkan Covid-19, Efeknya Dalam Hitungan Jam
Sementara, dikutip dari www.dokterari.com, ahli penyakit dalam Dr.dr. Ari Fahrial Syam mengatakan, menahan lapar dan haus sebenarnya membuat kita sehat. Hal ini terjadi karena didalam berpuasa terdapat pembatasan asupan makanan, keteraturan dan pengendalian diri.
Ketiga unsur tersebut bila konsiten kita laksanakan baik pada saat berpuasa dan setelah berpuasa. Berikut ulasan ketiga hal yang membuat tubuh lebih sehat ketika puasa menurut Dr.Ari Fahrial Syam:
1. Pembatasan asupan makanan
Dampak adanya pembatasan makan dalam hal ini pembatasan asupan kalori jelas akan membuat manfaat bagi kesehatan bagi seseorang yang menjalani ibadah puasa tersebut.
“Pembatasan makan akan membuat tubuh melakukan penhancuran lemak tubuh. Pembatasan makan juga menyebabkan pengurangan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh kita,” tulisnya.
Jadi dengan adanya pembatasan makan, berat badan akan turun, kolesterol akan turun, kadar gula darah juga menjadi lebih terkontrol.
Selain itu adanya puasa sepanjang hari akan membuat kita mengurangi konsumsi camilan-camilan yang tidak sehat seperti cokelat, keju, lemak.
Baca Juga: Virus Corona di Sekitar Kita, Ini Kiat Aman ke Puskesmas atau Rumah Sakit di Tengah Pandemi Covid-19
“Sehingga puasa akan membuat orang sehat menjadi tambah sehat dan orang dengan penyakit kronis (hipertensi, kencing manis, kegemukan dan kolesterol tinggi) akan membuat penyakit menjadi lebih baik dan terkontrol,” paparnya.
2. Keteraturan
Selama berpuasa,pasien-pasien ini pasti makan lebih teratur karena hanya dua kali dengan waktu yang lebih kurang sama setiap harinya selama puasa Ramadan,yaitu saat sahur dan berbuka. Keteraturan inilah yang bisa membuat pasien dengan sakit maag tersebut sembuh.
Asal tahu saja, pasien sakit maag yang sebagian besar adalah sakit maag fungsional, yaitu dimana jika dilakukan evaluasi tidak ditemukan kelainan.
Pasien dengan maag fungsional biasanya dengan berpuasa keluhan sakit maagnya berkurang dan merasa lebih sehat pada saat berpuasa.
Hal ini terjadi karena keluhan sakit maag yang timbul pada pasien akibat ketidakteraturan makan, konsumsi makanan camilan,seperti makanan yang berlemak, asam, dan pedas sepanjang hari, konsumsi minuman bersoda dan minum kopi,merokok dan juga faktor stres.
3. Pengendalian diri
Pengendalian diri merupakan hal penting agar kita tetap sehat. Jiwa yang sehat kunci agar kita tetap sehat. Berbagai macam sakit fisik terjadi karena jiwa yang terganggu. Kita mengenal penyakit psikosomatik.
“Pasien yang cemas cenderung asam lambungnya tinggi, dan akhirnya maagnya dapat terganggu. Pasien dengan hipertensi TD akan naik jika emosinya terganggu.
Baca Juga: Viral, Eksperimen Sosial Tunjukkan Bagaimana Virus Corona Menyebar di Restoran
Pasien Asma bisa kambuh karena sedang dalam keadaan stres. Jantung berdebar-debar, tangan berkeringat, pegal-pegal ditengkuk bisa berhubungan dengan faktor psikis,” paparnya.
Dengan pengendalian diri selama berpuasa diharapkan faktor psikis yang bisa mengganggu fisik tersebut tidak muncul. Akhirnya dengan berpuasa kita dapat mengurangi makan, hidup lebih teratur dan pengendalian diri.
Ari mengatakan, selesai puasa nanti seharusnya ketiga hal tersebut dapat diteruskan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Punya Koleksi Puluhan Cincin, Jangan Sekali-kali Dipakai Saat Pandemi Virus Corona, Ini Alasannya
Artinya, makan tidak boleh berlebihan, makan sesuai kebutuhan, karena jika makan berlebihan maka makanan tersebut akan ditimbun dalam tubuh kita dalam bentuk lemak, di hati (fatty liver), di kandung empedu (Batu KE), di pembuluh darah jantung maupun pembuluh darah otak. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | kompas health,detik.com,fimela.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar