GridHEALTH.id - Meninggal Karena Covid-19 Jenazahnya Dikremasi, Sebulan Kemudian Bikin Stress Petugas Rumah Sakit Karena Hidup Kembali.
Kejadian ini bukan rekaan atau kejadian di film.
Ini sebuah kejadian nyata pada wanita bernama Alba Maruri asal Guayaquil Ekuador.
Beberapa minggu, tepatnya satu bulan setelah Alba meninggal dan dikremasi, dirinya ditemukan hidup kembali.
Baca Juga: 4 Orang Anak Ditinggal Selamanya Oleh Orangtua Mereka Karena Virus Corona di Luar Negeri
Pada 23 April hampir sebulan setelah Alba dinyatakan meninggal, Alba meminta untuk bertemu dengan keluarganya.
Dirinya mendatangi petugas rumah sakit yang ada saat itu.
Mengetahui hal tersebut, sontak ruah skait heboh, keluarganya apalagi.
Berita dari New York Post, melaporan pada 27 Maret wanita bernama Alba Maruri (74) dinyatakan meninggal dunia dan kemudian dokter mengumumkan dia akan dikremasi.
Sebelumnya Alba dilarikan ke rumah sakit di Guayaquil Ekuador pada Maret, setelah menunjukkan gejala infeksi Covid-19.
Baca Juga: Masuk The New Normal Indonesia Akan Dihadapkan pada Baby Boom, Ada Potensi Kelahiran 420.000 Bayi
Dia mengalami demam tinggi dan sesak napas, lapor surat kabar El Comercio, yang dikutip dari Intisari.id (21 Mei 2020).
Para dokter mengatakan bahwa Alba dinyatakan meninggal dunia pada 27 Maret, dan memungkinkan mayatnya akan dikremasi.
Sementara itu, keluarganya juga sudah menerima jenazahnya, namun karena protokol kesehatan mereka hanya bisa memandangnya dari jarak 1,5 meter.
Setelah itu dikatakan bahwa jenazah Alba akan dikremasi.
James Morla, cucu Alba mengatakan, "Saya takut melihat wajah nenek saya, jadi kami hanya bisa melihatnya dari jarak 1,5 meter, saya memperhatikan jenazah nenek saya memang adalah dirinya."
Namun, beberapa minggu kemudian hal tak terduga terjadi, di mana Alba yang seharusnya sudah meninggal dan dikremasi medadak ditemukan hidup kembali.
Jadi pada 23 April hampir sebulan setelah Alba dinyatakan meninggal. Ternyata dia hanya koma.
lalu saat bangun dari koma Alba meminta untuk bertemu dengan keluarganya.
Menurut Reuters pada 24 April, melaporkan rumah sakit secara keliru telah salah mengidentifikasi Alba, karena dia dalam kondisi koma.
Sementara Jenazah orang yang sudah dikremasi ternyata bukanlah Alba.
Baca Juga: Demi Baju Lebaran, Warga Rela Berdesakan di Zona Merah Covid-19 di Tanah Abang
Hasilnya, kebenaran baru terkuak setelah Alba terbangun dari koma dan mengatakan tentang keluarganya.
"Seorang dokter psikolog dan pekerja sosial turun dari ambulans, mengatakan meminta maaf pada kami dan mengatakan Alba masih hidup," katanya.
"Kami sangat terkejut, itu terlalu mendadak, bagaimana orang yang sudah dikremasi dinyatakan masih hidup," kata Aura Mauri, adik Alba.
Alba diketahui terinfeksi Covid-19, namun diagnosisnya belum sepenuhnya benar, karena dia masih menjalani pengujian.
Setelah mendengar kabar tersebut, keluarga Alba bingung apa yang harus mereka lakukan dengan abu kremasi dengan tubuh orang yang salah.
Baca Juga: Ada Rencana Kelas Standar, BPJS Wacanakan Tak Ada Lagi Kelas 1 Hingga Kelas 3
Baca Juga: Protokol Covid-19 Menggunakan Masker tidak Berlaku Bagi Penderita Asma
"Aku tidak bisa tidur setelah mendengar semua, ini adalah kesalahan rumah sakit," kata Aura.
Insiden rumah sakit di pusat Epidemi menunjukkan kesulitan yang dihadapi Ekuador, ketika pandemi ini membanjiri sistem kesehatan.
Sementara pekerja sanitasi mengumpulkan dan mengidentifikasi mayat yang terus bertambah.
Ekuador sendiri merupakan salah satu negara di Benua Amerika yang memiliki dampak cukup parah akibat Covid-19.
Dikatakan jenazah yang belum terurus sebagian dikembali ke keluarganya, dan perlu menunggu hingga beberapa hari untuk diurus petugas.(*)
#brantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | New York Post,intisari,El Comercio |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar