Seorang ahli Diversity Content, A. Rochaun Meadows-Fernandez mengungkapkan bahwa mereka yang sering mengunggah status romantis secara berlebihan digambarkan sebagai individu yang mencoba menebus kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam hubungan cinta mereka lewat media sosial.
Sebab, apa yang mereka tunjukkan merupakan cara membangun realitas yang diinginkan, namun bukan yang mereka rasakan.
Baca Juga: Survei Terbaru, Orang Indonesia Merasa Hidupnya Tak Bahagia Saat Berusia 48 Tahun!
Bahkan, Seksolog Nikki Goldstein mengatakan, pasangan yang berlebihan berbagi momen bahagia itu mengompensasi rasa tak aman atau retakan dalam hubungan mereka, seperti dikutip dari Tribunnews.
Sehingga mereka mencari pengakuan dari teman-teman maupun pengikut di media sosial dengan membagikan momen yang terlihat bahagia.
"Seringkali mereka yang paling sering mengunggah, mencari validasi hubungan mereka dari orang lain di media sosial," kata Goldstein.
Baca Juga: Memori Indah Ternyata Dapat Membuat Anak Lebih Sehat dan Bahagia Saat Dewasa
Kendati demikian, menurut studi yang dipublikasikan Psychology Today, pasangan yang terlihat bahagia di media sosial ternyata juga bisa bahagia di dunia nyata.
Source | : | greatist.com,Psychology Today |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar