GridHEALTH.id - Dengan tambahan kasus baru virus corona yang dilaporkan Kolombia pada hari Minggu (14/6/2020) kemarin, dengan demikian kasus virus corona di negara dengan Ibu Kota Bogotá itu mencapai angka lebih dari 50.000.
Atau tepatnya, sampai dengan Minggu (14/6/2020), Kolombia mencatat kasus virus corona sebanyak 50.939 total kasus.
Dari jumlah itu, 19.822 kasus dinyatakan telah pulih, dan 1.667 lainnya telah meninggal dunia.
Sementara itu, di negara tetangganya yakni Ekuador pun nyaris mendekati angka yang serupa.
Sejauh ini, Ekuador telah melaporkan kasus virus corona sebanyak 46.751, dan kasus kematian akibat virus corona mencapai 3.896 kasus.
Beberapa waktu lalu, virus penyebab penyakit Covid-19 telah menyebabkan fasilitas kesehatan Ekuador jadi kewalahan.
Baca Juga: Krisis Virus Corona di Ekuador, Jenazah Covid-19 Terlantar di Jalanan
Bahkan, di tepi jalan sepanjang Kota Guayaquil sempat banyak ditemukannya jenazah Covid-19 yang tak terurus, hingga menyebabkan wilayah tersebut tampak seperti film horor.
Saking tak diurusi pemerintah setempat, saat itu mayat-mayat itu pun dibawa pulang oleh pihak keluarga ke rumah hingga menimbulkan bau busuk. Akhirnya, pemerintah bertekad untuk menangani peristiwa itu.
Baca Juga: Korban Virus Corona Melonjak Tajam, Menkes Ekuador Undur Diri
Kembali pada Kolombia, dikutip dari Reuters, ekonomi Kolombia telah terpukul oleh dua hal, yakni karantina yang diberlakukan oleh Presiden Ivan Duque sebagai upaya pencegahan infeksi dan penurunan harga minyak.
Negara itu memasuki lockdown nasional pada akhir Maret, dan diperkirakan akan dicabut pada 1 Juli.
Baca Juga: Update Covid-19; Tembus 100.000, Arab Saudi Alami Lonjakan Kasus Virus Corona Usai Idul Fitri
Tetapi ketika sektor-sektor tertentu mulai dibuka kembali dan karantina mulai dilonggarkan, petugas medis bersiap untuk lonjakan kasus Covid-19.
Dalam konferensi pers pada hari Minggu, Walikota Bogota Claudia Lopez menyatakan kebijakan pembatasan baru di mana penduduk hanya dapat meninggalkan rumah untuk berbelanja atau mengakses layanan keuangan pada hari-hari yang sesuai dengan angka pada kartu ID mereka.
Karantina dua minggu yang ketat juga akan diberlakukan di sejumlah distrik Bogota, tepatnya di wilayah dengan tingkat infeksi tinggi.
Penguncian ini menyebabkan ribuan bisnis ditutup, menyebabkan meningkatnya pengangguran.
Pada bulan April, pengangguran di Kolombia mencapai 23,5% bersejarah di daerah perkotaan, setara dengan lebih dari 4 juta orang yang kehilangan pekerjaan, karena pemerintah menjanjikan langkah-langkah lebih lanjut untuk membantu mereka yang paling terpengaruh.
Ekonomi Kolombia akan mengalami kontraksi 5,5% pada tahun 2020, menurut Departemen Keuangan, karena semi-lumpuh yang disebabkan oleh karantina.
Kolombia tampaknya akan memperluas defisit fiskal menjadi 6,1% dari produk domestik bruto (PDB) - setara dengan lebih dari 16 miliar dolar AS (sekitar Rp227,64 triliun) - dibandingkan sebelumnya sebesar 2,2% dari PDB.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Reuters,Worldometers |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar