GridHEALTH.id - Meski mengakui sejumlah negara membuat prospek signifikan dengan menurunnya angka terinfeksi, WHO mengatakan 'yang terburuk belum datang'.
"Secara global, pandemi ini masih naik," kata Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah konferensi pers virtual, dikutip dari CNBC International. (29/06/20)
"Kita ingin ini selesai. Kita ingin dapatkan kembali kehidupan kita. Tetapi realitas terberatnya adalah ini belum juga mendekati akhir."
Dari data Universitas Johns Hopkins, virus corona telah menginfeksi 10,1 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan kematian 502 ribu pasien.
Sebanyak 60% kasus harian baru datang dari negara-negara Amerika berdasarkan data WHO per Minggu (28/06/20).
Baca Juga: Semprot Disinfektan Marak di Jalanan, Dinilai Sia-sia Oleh WHO
Baca Juga: 9 Cara Agar Aliran Darah Lancar dan Terkontrol Demi Kesehatan Jantung
Lebih dari 23% dari 189.077 kasus baru secara global ditemukan di AS. Brasil adalah negara dengan kasus baru terbanyak pada data yang dipaparkan WHO tersebut hari itu.
"Beberapa kasus bangkit lagi di beberapa negara ketika mereka membuka kembali ekonomi dan komunitas mereka," kata Ghebreyesus
"Banyak orang masih rentan. Virus ini memiliki banyak ruang untuk bergerak, dan gejalanya selalu bertambah dengan hal-hal yang di luar dugaan."
Sebelumnya, sejumlah negara mengalami serangan gelombangdua Covid-19. Sebut saja Korea Selatan, China dan Amerika Serikat (AS).
Tak ketinggalan kota suci Betlehem juga mengalami gelombang kedua Covid-19. Gubernur Betlehem mengumumkan penutupan sementara kota di Palestina itu untuk menahan penyebaran virus corona, setelah peningkatan tajam infeksi di Tepi Barat.
"Penutupan 48 jam akan dimulai Senin (29/06/20) mulai pukul 6:00 pagi (0300 GMT)," kata gubernur Kamil Hmeid dalam sebuah pernyataan dikutip dari Times of Israel.
Penutupan itu muncul setelah kota Hebron dan Nablus di Tepi Barat ditutup pekan lalu, masing-masing selama lima hari dan 48 jam. Kedua kota, di samping Betlehem, telah mencatat lonjakan besar dalam kasus virus corona baru.
Baca Juga: Wabah Virus Corona Belum Berakhir, Ini 5 Kesalahan yang Bisa Bikin Tertular
Baca Juga: 'Bos' WHO Dikabarkan Tiba-tiba Minta Maaf Soal Covid-19, Ada Apa?
Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina mengumumkan 67 kasus Covid-19 pada hari Sabtu. Sekitar yang 33 di antaranya berada di distrik Betlehem.
"Jumlah total kasus virus corona di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur adalah 1.862. Dari jumlah tersebut, 1.237 adalah kasus aktif dengan 11 orang dalam kondisi serius, termasuk dua pada ventilator," kata Menteri Kesehatan PA Mai al-Kaila, menurut kantor berita resmi Wafa.
Baca Juga: Demi Cegah Komplikasi, Ini 5 Minuman Terbaik Untuk Penderita Diabetes
Baca Juga: Selain Keguguran, Bayi Lahir Mati Masih Jadi Kekhawatiran Ibu Hamil
Seperti Tepi Barat, Israel juga telah mencatat lonjakan kasus corona baru-baru ini. Sekolah ditutup dan perjalanan yang tidak penting dan kegiatan dilarang bulan itu, sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi virus.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | CNCB,Times of Israel |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar