“Studi kami harus ditafsirkan dalam konteks keterbatasannya, yang paling mencolok di antaranya adalah bahwa kami tidak dapat menunjukkan hubungan sebab akibat langsung antara disfungsi chemosensory pada virus corona dan gangguan emosi,” tulis para peneliti.
Para peneliti melakukan prospektif, studi kuesioner telepon cross-sectional yang meneliti karakteristik dan gejala dari 114 pasien yang didiagnosis dengan Covid-19 selama periode enam minggu.
Dari data yang dikumpulkan, para ilmuwan menilai keparahan hilangnya bau atau rasa, sumbatan hidung, produksi lendir yang berlebihan, demam, batuk, dan sesak napas selama Covid-19.
Baca Juga: 3 Aktivitas Menyenangkan yang Mampu Usir Stres Meski Lebaran #dirumahaja
Ketika peserta mengalami Covid-19, para peneliti mengatakan 47,4% dari peserta melaporkan setidaknya beberapa hari perasaan tertekan per minggu.
Mereka mengatakan hampir seperlima dari peserta melaporkan suasana hati yang depresi hampir setiap hari.
Source | : | sciencedaily,The Lancet,Wiley Online Library |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar