GridHEALTH.id- Ramai berita tentang uji coba vaksin buatan sinovac Biotech asal China yang dilakukan oleh perusahaan pelat merah, PT Bio Farma untuk diaplikasikan dalam penanganan virus corona di Indonesia.
Diberitakan, dibutuhkan ribuan relawan untuk uji klinis vaksin Covid-19 buatan China ini hingga nantinya dinyatakan aman diproduksi untuk disuntikkan secara missal kepada masyarakat yang dinilai pantas diberi vaksin.
Salah satu relawan untuk vaksin ini adalah Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil yang sudah menyatakan kesiapannya seperti dikutip Kompas (02/08/20).
Menteri BUMN yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Erick Thohir mengatakan pihaknya sedang mencari dan mengumpulkan 1.620 relawan untuk uji klinis tahap III vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China. Para relawan tersebut akan disuntik vaksin pada awal September mendatang.
Namun, Erick menyatakan keengganan menjadi salah satu relawan uji klinis tahap III vaksin Covid-19. Menurutnya, tidak etis jika dia terlibat menjadi relawan tersebut dan mengikuti uji klinis vaksin.
"Kayaknya enggak etis kalau saya, lebih baik relawan-relawan yang sesuai dengan prototipe yang sedang dicari," ujar Erick Thohir di salah satu acara televisi.
Baca Juga: Studi : Jaga Jarak dan Pakai Masker Cegah 1,5 Juta Kasus Covid-19
Baca Juga: Sayuran Organik Jelas Lebih Sehat, Ini Panduan dan Cara Memilih
"Bukannya saya takut enggak mau disuntik ya, tapi ya kayaknya sebagai Menteri BUMN disuntiknya agak belakang lah," imbuh dia.
Tak ayal, pernyataan Erick dinilai berbagai kalangan sudah sepantasnya memberikan contoh baik bagi masyarakat. Termasuk jika ia membentuk relawan untuk uji klinis tahap III vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China, Erick harus bersedia ikut dalam relawan tersebut.
"Jika ingin memberi contoh yang baik kepada masyarakat. Harusnya Erick Thohir lah yang pertama jadi relawan uji klinis vaksin. Setelah Erick Thohir, baru yang lainnya," kata Ujang Komarudin, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini.
Menurutnya, pejabat negara seharusnya paling terdepan berkorban untuk rakyatnya. Sebab, dia dipilih sebagai pejabat untuk melayani rakyat.
Lalu, di tengah hiruk pikuk uji coba tersebut, muncul kritikan dari sejumlah pihak, salah satunya datang dari Kepala Lembaga Eijkman, Prof Amin Soebandrio.
Ia berharap Indonesia tidak dijadikan kelinci percobaan vaksin luar negeri. Indonesia sendiri tengah mengembangkan vaksin dalam negeri yang diberi nama vaksin merah putih.
Sikap Eijkman ini pun mendapat dukungan dari sejumlah pihak, salah satunya datang dari mantan Sekretaris Kabinet era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Dipo Alam.
Baca Juga: Glaukoma Tidak Dapat Disembuhkan, Begini Tips Cara Merawatnya
Baca Juga: Lakukan 5 Rutinitas Ini Sebelum Berangkat Tidur dan Rasakan Hasilnya
"Lanjutkan Prof! RI bukan bangsa kelinci!" cuit Dipo Alam di akun Twitternya, Minggu (09/08/20).
Kredibilitas lembaga Eijkman sudah tidak perlu diragukan. Lembaga tersebut, kata Dipo Alam, sudah terbentuk sejak era presiden terdahulu, yakni di era Presiden BJ Habibie.
Vaksin Merah Putih sendiri tengah dipersiapkan. Bahkan menurut Menristek Bambang PS Brodjonegoro, vaksin tersebut akan mulai diuji coba pada hewan di akhir tahun 2021 mendatang.
Baca Juga: Pasien Diabetes Diminta Jaga Kadar Gula Darah Selama Pandemi Covid-19, Ini Alasannya
Baca Juga: Begini Cara Alami Usir 9 Serangga Paling Mengganggu di Rumah
"Lembaga Eijkman dibangun bersama di era BJ Habibie, Menristek bersama kita-kita dari UI," cuit Dipo Alam lagi.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,detik.com,RmolJateng |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar