Ketakutan Berkley terhadap vaksin Covid-19 bila sudah diproduksi massal siapapun produsennya, bukannya tidak beralasan. Ketimpangan dikhawatirkan bakal terjadi dalam penyebaran seperti pada sejumlah vaksin penyakit sebelumnya.
Belakangan, koran Jerman, Welt Am Sonntag, mengutip pejabat tinggi yang menyebut Presiden AS, Donald Trump, berusaha memastikan akses eksklusif bagi warga negaranya terhadap vaksin yang tengah dikembangkan perusahaan bioteknologi CureVac. Namun pendekatan Trump terhadap perusahaan asal Jerman itu dikabarkan gagal.
Pihak yang juga berperan penting untuk isu penyebaran vaksin secara adil adalah Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI) yang berbasis di Norwegia dan dibentuk tahun 2017. Mereka membiayai penelitian dan pengembangan vaksin dengan donasi publik dan swasta.
CEPI secara terbuka mendorong akses setara terhadap vaksin. "Sebagaimana diperlihatkan Covid-19, penyakit menular mengabaikan batas politik.
Kita tidak bisa mencegah atau menghentikan ancaman penyakit menular tanpa akses yang adil terhadap vaksin," demikian pernyataan tertulis CEPI.
Sejatinya, vaksin bukanlah produk andalan utama industri farmasi yang secara global menghasilkan penjualan mencapai US$1,2 triliun atau Rp19,2 quadrilliun pada tahun 2018.
Sebagai perbandingan pada periode yang sama, penjualan vaksin di seluruh dunia bernilai US$40 miliar atau Rp640 triliun.
Baca Juga: Rutin Memotong Kuku Bayi Hindari Si Kecil dari Penyakit, Ini Caranya
Baca Juga: Meningkatkan Kesuburan Dengan Konsumsi 7 Makanan Ini Agar Cepat Hamil
Vaksin menyumbang sebagian kecil pendapatan industri farmasi. Tetapi meski untungnya tipis, namun jumlah penjualannya besar.
Source | : | The Guardian,Reuters,BBC,Welt am Sonntag,Bild Zeitung |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar