GridHEALTH.id - Predator seks dimana pun di dunia menjadi musuh bersama.
Sebab predator seks membahayakan oranglain.
Predator seks bahkan tak kenal batasan usia untuk mangsanya.
Baca Juga: Usai Didoakan Jelek, Ustaz Yusuf Mansur Dikabarkan Meninggal Dunia setelah Jalani Operasi, Benarkah?
Anak-anak, balita, remaja, dewasa, bahkan mungkin orangtua bisa menjadi mangsanya.
Bahkan, predator seks tak segan melakukan kekerasan dan menyiksa korbannya.
Penyiksaaa yang dilakukan predator seks bisa berupa fisik, psikis, bahkan kombinasi keduanya.
Tapi ada kasus berbeda mengenai predator seks satu ini.
Baca Juga: Cerdik Hadapi Corona, Indonesia Sigap Amankan 290 Juta Dosis Vaksin Covid-19, Aman Sampai Akhir 2021
Bayangkan saja, biasanya anak-anak menjadi korban predator seks, ini malah anak kecil yang menjadi predator seks tersebut.
Tapi ada satu hal yang menjadi pertanyaan. Sebutan predator seks tersebut diberikan oleh sekolah tempat si anak bersekolah.
Si anak tersebut diketahui penyandang autis.
Baca Juga: Presenter Susan Bachtiar Mengalami Infeksi Saluran Kemih, Ngaku; 'Banyak Duduk. Lupa Minum'
Kejadian ini terjadi pada 2019 lalu, seorang bocah laki-laki berusia lima tahun, penyintas autisme dilabel predator seks oleh pihak sekolah.
Menurut pihak sekolah si anak, melansir Intisari.id (26 Agustus) dari Metro, Rabu (25/9/2019), staf sekolah mengatakan anak balita tersebut telah melakukan pelanggaran seksual. Kok bisa?
Baca Juga: 10 Makanan Pengencer Darah Alami Ini Bisa Hindari Gangguan Jantung
Anak balita tersebut bernama yang bernama Nathan Putnam (5).
Sekolahnya sendiri adalah sekolah Sekolah Dasar East Ridge, Chattanooga, Tennessee.
Label negatif predator seks yang diterima Nathan dari sekolahnya itu berawal dari perilaku Nathan yang memperlihatkan kasih sayang pada teman-temannya.
Nah, dari situ Nathan dilaporkan karena memeluk satu teman sekelasnya dan mencium yang lainnya.
Baca Juga: Klaster Perkantoran Makin Bertambah, Kemenkes Wajibkan Kantor Miliki Tim Penanganan Covid-19
Menurut keluarga Nathan, anak balita penyntas autis tersebut dilaporkan ke Negara Bagian Tennessee atas perilakunya.
Juru bicara sekolah Tim Hensley mengatakan kepada DailyMail.com bahwa keluarga Nathan ‘tidak berbagi konteks penuh kekhawatiran yang diajukan oleh sekolah'.
Dia menambahkan bahwa tidak ada hukuman yang dijatuhkan kepada anak itu.
Baca Juga: Usain Bolt Positif Terinfeksi Virus Corona, Begini Keadaannya
Sementara Nenek dari Nathan, Debi Amick menyayangkan pihak sekolah yang mengatakan bocah itu sebagai predator seks.
Ia menulis di Facebook, "Apa yang Anda lakukan ketika seorang anak 5 tahun dilabeli sebagai predator seksual dan dituduh melakukan pelecehan seksual oleh sistem sekolah?
‘Diungkapkan bahwa akan ada dalam catatannya selama sisa hidupnya bahwa dia adalah pelanggar seks.
‘Anak ini autis, pemahaman dan fungsinya sangat berbeda dari anak 5 tahun lain yang Anda ketahui. Apa yang kamu lakukan?"
Debi juga mengeluhkan bagaimana lagi keluarga mereka harus meminta bantuan jika sekolah tidak mau tahu padahal sudah nyata ada penjelasan medis.
“Siapa yang Anda minta bantuan ketika sekolah bahkan tidak mau mendengarkan dokter anak ketika ia menjelaskan kesulitan anak dalam pemahamannya tentang hal-hal sederhana seperti batasan.”
Ibu anak muda itu, Summery Putman, juga mengkirtik staf East Ridge, dan bercerita tentang bagaimana dia merasa mual ketika dipanggil karena perilaku Nathan.
Baca Juga: Khawatir Bayi Tertular Covid-19? Perhatikan 5 Hal Penting Memandikan Bayi di Era New Normal
Baca Juga: Biasa Digunakan untuk Tunda Kehamilan, Pil KB Konon Bisa Cegah Penularan Covid-19, Benarkah?
Summery mengatakan kepada WTVC, "Saya merasa sakit perut karena pertama-tama tidakkah Anda mengerti bahwa dia berusia 5 tahun? Dia anak kecil?
‘Guru memanggil saya dan dia berkata, 'Anda harus berbicara dengan Nathan tentang batasan-batasan'," ungkapnya.
Summery menambahkan, "Jika Anda tidak mengerti bagaimana autisme bekerja, Anda akan berpikir dia bertindak atau menentang. Tapi bukan itu situasinya."
Sementara itu Nathan kini telah dipindahkan ke kelas yang berbeda dan telah terdaftar dalam program pendidikan khusus.
Baca Juga: 12 Tahun Jadi Waria, Pria Ini Akhirnya Tobat dan Kini Nikahi Wanita Cantik
Satu hal yang bisa kita jadikan pelajaran dari kasus ini, anak autis dirinya mengalami gangguan spektrum autisme (ASD).
Karenanya anak penyintas autis berbeda dengan anak normal, khususnya untuk hal keterampilan sosial, perilaku, ucapan, dan komunikasi nonverbal.
Melansir autismspeaks.org, Menurut Pusat Pengendalian Penyakit, autisme mempengaruhi sekitar 1 dari 54 anak di Amerika Serikat saat ini.
Baca Juga: Hati-hati, Menurut Studi Faktanya Toilet Umum Bisa Menjadi Agen Penyebar Virus Corona
Penting juga diingat, ada banyak subtipe autis, semuanya dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Karenanya autisme adalah gangguan spektrum, setiap orang dengan autisme memiliki kekuatan dan tantangan yang berbeda.
Cara penyandang autisme belajar, berpikir, dan memecahkan masalah dapat berkisar dari sangat terampil hingga sangat tertantang.
Beberapa anak dengan ASD mungkin membutuhkan dukungan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari mereka, sementara yang lain mungkin membutuhkan lebih sedikit dukungan dan, dalam beberapa kasus, hidup mandiri sepenuhnya.
Baca Juga: Menangani Luka Diabetes di Kaki Tepat, Amputasi Bisa Dihindari
Tanda-tanda autisme biasanya muncul pada usia dua atau tiga tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa intervensi dini mengarah pada hasil yang positif di kemudian hari bagi penyandang autisme.
Jadi, sangat disayangkan jika anak usia lima tahun, Nathan Putnam, di label predator seks oleh sekolahnya.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | Metro,intisari,autismspeaks.org |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar