"Kalau kebijakan ini tidak dikoordinasikan antar wilayah bakal sulit berhasil. Kita melihat DKI sudah bekerja habis-habisan dalam menangani wabah ini," ujarnya. "Tapi kalau kebijakan tidak disinergikan dengan daerah lain bakal sulit."
Pandu menuturkan Ibu Kota bukan wilayah tertutup. Jutaan orang dari Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, setiap hari masuk ke DKI.
Jika daerah mitra tersebut lalai dalam menerapkan protokol kesehatan penduduknya, maka berpotensi membawa virus ke DKI atau sebaliknya.
"Kecuali kalau DKI masuk daerah yang tertutup wabah ini bakal lebih cepat ditangani sendiri," ujannya "Koordinasi ini perlu bantuan pemerintah pusat."
Selain itu, Pemerintah DKI perlu mewaspadai penularan virus dari klaster perkantoran. Sebab, selama masa transisi ini, menurut Pandu, klaster perkantoran berpotensi terus naik.
"Klaster perkantoran harus menjadi prioritas. Harus diantisipasi. Swasta cepat merespons. Yang sulit justru instansi milik pemerintah."
Baca Juga: 1000 Hari Pertama Kehidupan, Hak Tumbuh Kembang Anak yang Wajib Dipenuhi Orangtua
Baca Juga: Jahe Sebagai Antihistamin Alami, Manfaatnya Pereda Gatal Saat Biduran
Penting diketahui, jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta bertambah 711 orang per Rabu (26/08/2020). Sehingga kumulatif pasien positif Covid-19 di Ibu Kota hingga kemarin adalah 35.642 orang.
Source | : | Kompas.com,tempo.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar