GridHEALTH.id - Bagi suatu pasangan bercinta memang bisa menjadi hal yang membuat hubungan semakin harmonis.
Namun bercinta juga rupanya bisa menjadi masalah ketika terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan alias kebobolan.
Dilansir dari situs who.int, WHO mengatakan secara garis besar berhubungan intim memang tidak berbahaya jika kita dan pasangan dalam keadaan sehat.
Akan tetapi jika kehamilan yang terjadi adalah kehamilan yang tidak diinginkan tentu akan menjadi masalah kesehatan serius lainnya.
Seperti memicunya tindak pidana aborsi ilegal. Kejadian ini tentunya harus dihindari.
Menanggapi masalah tersebut, bagi pasangan yang ingin menunda kehamilan, perlu kiranya mengetahui waktu yang tepat saat bercinta ini.
Nyatanya ada waktu yang aman dan terbaik bercinta jikalau belum mau hamil.
Perlu dipahami bahwa untuk menentukan waktu bercinta paling aman adalah dengan memahami terebih dahulu siklus haid terjadi.
Baca Juga: HR-Positif, HER2-Negatif, Subtipe Kanker Payudara Metastatis Tertinggi di Dunia
Sebab kehamilan dan kesuburan ternyata ditentukan oleh siklus haid ini.
Setiap wanita memiliki siklus haid yang berbeda-beda, mulai dari 21 hingga 31 hari.
Dimana dalam satu putaran siklus haid, tubuh mengalami serangkaian perubahan.
Hari pertama siklus dimulai dari hari pertama menstruasi, sedangkan hari terakhir siklus adalah tepat sehari sebelum menstruasi berikutnya.
Pada hari pertama siklus haid, tubuh sedang meluruhkan dinding rahim (yang ditandai dengan perdarahan menstruasi).
Baca Juga: Salah Mengejan Saat Melahirkan Normal Risikonya Pembuluh Darah Pecah, Begini Cara yang Benar
Setelah perdarahan berhenti, terjadi masa awal ovulasi.
Masa awal ovulasi ini disebut juga sebagai masa subur karena pada saat itutubuh sedang mempersiapkan diri melepaskan sel telur.
Jika wanita memutuskan berhubungan seks pada masa ini, kemungkinan kehamilannya cukup tinggi.
Pasalnya, sel sperma akan bertahan hidup hingga lima hari lamanya. Bila masih ada sel sperma dalam tubuh wanita ketika sel telur dilepaskan (pelepasan sel telur dinamakan ovulasi), kedua sel ini akan bertemu dan terjadilah pembuahan.
Akhirnya pembuahan sel yang berhasil akan tumbuh menjadi janin.
Baca Juga: Penjelasan WHO Perihal Adanya Infeksi Ulang Covid-19 Pada Pasien Sembuh
Masa awal ovulasi dan masa ovulasi terjadi mulai dari 7-19 hari sebelum menstruasi berikutnya.
Akan tetapi hitungan ini bisa terus berubah-ubah, meskipun siklus haid setiap bulannya sama.
Bila belum mau hamil, hindari berhubungan seks tanpa alat kontrasepsi di masa subur.
Saat di mana wanita tidak subur atau peluang kehamilannya kecil adalah di hari pertama menstruasi hingga hari ke-tujuh.
Pada saat ini, sel telur sedang tidak diproduksi sehingga sel sperma tidak bisa melakukan pembuahan.
Setelah menstruasi selesai, ada celah waktu yang sangat sempit, yaitu 1-2 hari untuk berhubungan seks dengan risiko hamil kecil.
Jika suatu pasangan bercinta tanpa alat kontrasepsi sehari setelah menstruasi selesai, sperma mungkin masih hidup dalam tubuh sampai lima hari kemudian.
Setelah itu sel sperma akan mati. Sementara itu, sel telur mungkin baru akan dilepaskan berhari-hari setelah sel sperma mati. Maka, kehamilan pun sulit terjadi.
Guna mencegah kehamilan, sebagian orang memanfaatkan masa tidak subur ini untuk berhubungan intim.
Baca Juga: Ilmuwan Universitas Airlangga Temukan Lagi Mutasi Virus Corona
Cara ini disebut juga sebagai metode kalender. Akan tetapi, sebenarnya tidak ada jaminan dan kepastian medis bahwa kehamilan tak mungkin terjadi bila kita berhubungan intim di masa tidak subur.
Peluang kehamilan memang lebih kecil dibandingkan dengan bercinta di masa subur, tapi tetap ada kemungkinan hamil kapan pun kita berhubungan intim tanpa alat kontrasepsi.
Pasalnya, sulit sekali untuk menentukan secara pasti kapan masa subur dan tidak subur seseorang. Siklus menstruasi mungkin berubah-ubah terus.
Maka, bila ovulasi terjadi lebih cepat dari perkiraan, seorang wanita bisa saja hamil meskipun berhubungan seks saat masih haid.
Faktor-faktor seperti kadar hormon, gaya hidup, dan kondisi kesehatan wanita memengaruhi perubahan siklus.
Jadi kita tak bisa menggunakan tanggal terakhir menstruasi sebagai patokan mutlak kapan menstruasi berikutnya atau masa ovulasi akan tiba. Perhitungan siklus yang dianjurkan oleh dokter atau bidan hanya berfungsi sebagai gambaran saja.
Bila kita belum mau hamil, jangan hanya mencari waktu terbaik bercinta dengan risiko kehamilan kecil.
Kita juga harus memanfaatkan alat kontrasepsi yang lebih ampuh, misalnya kondom atau pil KB.
Dengan metode kontrasepsi bantuan, kita dan pasangan pun tetap bisa bercita tanpa harus terlalu khawatir kebobolan.(*)
Baca Juga: Misteri Bercak-bercak Merah pada Pipi Bayi Mona Ratuliu dan Penanganannya
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,who.int |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar