GridHEALTH.id - Bagi masyarakat Indonesia buah sukun nampaknya sudah tidak asing lagi.
Buah yang berukuran cukup besar ini biasa disajikan dengan digoreng maupun dikukus.
Meski sudah banyak yang mengatakan bahwa buah sukun ini selain enak juga menyehatkan tapi nyatanya belum banyak studi yang membuktikannya.
Sampai akhirnya, sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of British Colombia membuktikan bahwa sukun termasuk ke dalam golongan makanan super alias superfood.
Dilansir dari Phys.org, Sabtu (19/9/2020), Susan Murch, selaku peneliti dari British Colombia mengatakan, "Sukun adalah tanaman pokok dari kepulauan Pasifik dan memiliki potensi untuk meningkatkan keamanan pangan di seluruh dunia."
Dalam studi yang dipublikasikan di PLOS ONE ini, para peneliti menganalisis empat buah sukun yang sudah berbentuk tepung dari pohon yang ada di Hawaii.
Salah satu penelitian yang dilakukan adalah untuk memeriksa indeks glikemik sukun.
Baca Juga: Cara Anies Baswedan Minimalisir Penyebaran Virus Corona di Pengungsian Banjir
Baca Juga: 4 Cara Mudah dan Efektif Mengatasi Biduran Tanpa Obat Antihistamin
Selanjutnya, para peneliti mempelajari pencernaan dan dampak kesehatan dari pola makan berbahan sukun dengan cara memberikannya pada tikus dan menggunakan model pencernaan enzim.
"Tujuan dari penelitian kami saat ini adalah untuk menentukan apakah diet yang mengandung sukun menimbulkan masalah kesehatan yang serius," papar Yin Liu, pemimpin penelitian dalam studi ini.
Hasilnya, pada model pencernaan enzim, para peneliti menemukan bahwa protein sukun lebih mudah dicerna dari pada protein gandum.
Sementara itu, tikus dengan diet sukun memiliki tingkat pertumbuhan dan berat badan yang jauh lebih tinggi dibandingkan tikus yang diberi diet standar.
Liu juga mencatat, tikus yang menjalani diet sukun memiliki konsumsi air harian yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tikus yang menjalani diet gandum.
"Sebagai studi pertama mengenai diet sukun, data kami menunjukkan jika sukun tidak menimbulkan dampak toksik," jelas Liu.
Baca Juga: Obati Biduran dengan 10 Pilihan Antihistamin Alami, Ada yang Dimakan dan Untuk Mandi
Tim peneliti juga menemukan tepung sukun adalah tepung bebas gluten, memiliki indeks glikemik rendah, padat nutrisi dan memiliki protein lengkap untuk makanan modern.
"Studi rinci dan sistematis tentang dampak kesehatan dari diet sukun belum pernah dilakukan sebelumnya dan kami ingin berkontribusi pada pengembangan sukun sebagai tanaman yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berproduksi tinggi," kata Liu.
Lebih lanjut, pemahaman mendasar tentang dampak kesehatan dari mengonsumsi sukun sangat diperlukan dan penting untuk mendukung sukun sebagai bahan pokok atau pangan bergizi di masa depan bagi populasi global.
Sebagai gambaran saja, konsumsi harian rata-rata biji-bijian di Amerika Serikat adalah 189 gram per hari.
Namun jika makan sukun yang dimasak dalam jumlah yang sama, mereka dapat memenuhi hampir 57 % dari kebutuhan serat harian mereka, lebih banyak 34 % dari kebutuhan protein yang diperlukan serta pada saat yang sama mengonsumsi vitamin C, kalium, zat besi, kalsium, dan fosfor.
"Secara keseluruhan, penelitian ini mendukung penggunaan sukun sebagai bagian diet sehat dan bergizi seimbang," kata Liu.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Phys.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar