Selanjutnya, para peneliti mempelajari pencernaan dan dampak kesehatan dari pola makan berbahan sukun dengan cara memberikannya pada tikus dan menggunakan model pencernaan enzim.
"Tujuan dari penelitian kami saat ini adalah untuk menentukan apakah diet yang mengandung sukun menimbulkan masalah kesehatan yang serius," papar Yin Liu, pemimpin penelitian dalam studi ini.
Hasilnya, pada model pencernaan enzim, para peneliti menemukan bahwa protein sukun lebih mudah dicerna dari pada protein gandum.
Sementara itu, tikus dengan diet sukun memiliki tingkat pertumbuhan dan berat badan yang jauh lebih tinggi dibandingkan tikus yang diberi diet standar.
Source | : | Kompas.com,Phys.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar