GridHEALTH.id - Jerawat kelamin yang dimaksud di sini dalam bahasa medis disebut moluskum kontagiosum.
Ini merupakan infeksi virus yang relatif umum terjadi di kulit yang menghasilkan benjolan bulat, kencang, dan tidak nyeri dengan ukuran mulai dari kepala peniti hingga penghapus pensil.
Baca Juga: Terungkap Mengapa Sebagian Besar Pasien Covid-19 Alami Pembekuan Darah
Meski sebutannya jerawat kelamin, namun sebenarnya moluskum kontagiosum ini berbeda jauh dengan jerawat.
Melansir laman Mayo Clinic, moluskum kontagiosum adalah infeksi yang disebabkan oleh virus pox, sejenis virus cacar air.
Baca Juga: Curah Hujan Sudah Tinggi, Waspada Infeksi Chikungunya di Masa Pandemi Covid-19, Ini 4 Penangkalnya
Moluskum kontagiosum atau jerawat genital menimbulkan benjolan dengan ukuran diameter biasanya kurang dari 0,25 inci (0,7 cm) dan memiliki titik kecil (lesung) ditengah benjolannya.
Umumnya, seseorang yang menderita moluskum kontagiosum tidak merasakan gejala, seperti gatal atau rasa terbakar.
Baca Juga: Prediksi Kasus Covid-19 Pasca Libur Panjang Cuti Bersama, Minggu Depan Terjadi Lonjakan?
Tapi, penyakit ini merupakan infeksi virus yang sangat menular dan dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak kulit ke kulit, hubungan seksual, berbagi pakaian, atau hanya dengan menyentuh benda yang disentuh penderita yang terinfeksi.
Selain itu, penyakit kulit yang satu ini juga dinyatakan akan mengganggu kenyamanan pasiennya dalam jangka waktu panjang.
Baca Juga: Ribut Perkara Penanganan Covid-19, Donald Trump Bakal Pecat Ahli Virus Anthony Fauci Usai Pilpres
”Hingga saat ini belum terdapat data epidemiologi yang akurat untuk penyakit Moluskum Kontagiosum.
Ada penelitian yang menyatakan insiden MK sebesar 1200-1400 kasus per 100,000 penduduk per tahun di seluruh dunia." ujar dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, CEO Klinik Pramudia dalam webinar bertajuk "Moluskum Kontagiosum, jerawat genital yang mengganggu" pada Rabu (4/11/2020).
MK tidak saja muncul di kelamin. Tapi bisa juga di di area genital pada orang dewasa, atau di sekitar punggung, kaki, tangan, dan dada pada anak.
Baca Juga: Apakah Covid-19 Memengaruhi Siklus Haid Wanita? Ini Jawaban Ahli
"Pada anak, MK sering ditemukan di dada, punggung, kaki, tangan, daerah lipatan dan wajah. Sedangkan pada dewasa ditemukan pada genital dan area sekitarnya.” ujar dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV.
"Penyakit kulit yang satu ini disebabkan oleh poxvirus ya. Benjolannya itu mirip jerawat tapi ada titik kecil di tengah benjolannya." tambahnya.
Pencegahan terbaik adalah menghindari sumber penularan melalui deteksi dini penderita MK, baik pada anak maupun dewasa.
Baca Juga: Angka Kesembuhan Covid-19 Hampir 90 Persen, Jokowi: 'Jangan Teledor dan Kehilangan Kewaspadaan'
MK pada anak sendiri masuk dalam kategori infeksi virus yang menyerang kulit, sedangkan pada orang dewasa disebut Infeksi Menular Seksual (IMS).
Bagaimana cara mendeteksinya pada anak?
"Biasanya kalau anak di bawah 2 tahun kan masih dimandiin ya sama orangtuanya, mungkin sudah bisa dilihat apakah ada benjolan yang awalnya muncul hanya 1 atau 2 dan menjadi banyak pada tubuh anaknya." ujar dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV.
"Biasanya ada didekat ketiak, punggung, atau pun pada lengan anak-anak juga masih memungkinkan." tambahnya.
Jika memang sudah ada bibit-bibit maka harus segera di bawa ke dokter spesialis kulit dan kelamin untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sebab MK sendiri merupakan penyakit yang bisa diobati, sehingga butuh kesadaran masyarakat untuk mau memerhatikan dan memeriksakan penyakit ini.
Baca Juga: Disfungsi Ereksi, Gangguan Seksual yang Jadi Momok Pria Penyandang Diabetes Tipe 2
Karena jika diobati dengan benar dan tidak terjadi kontak ulang terhadap sumber penularan, jarang terjadi kekambuhan pada MK.
Pengobatan MK pun dinyatakan hampir sama dengan orang dewasa, bisa dengan teknologi laser atau mencongkel seperti jerawat.
Namun pelaksanaannya bisa lebih susah pada anak sebab mereka cenderung tidak mau diam dan rewel ketika merasa sakit.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | mayoclinic.org,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar