GridHEALTH.id - Membatasi alias bijak konsumsi gula garam dan lemak (GGL) memang terlihat sulit dilakukan.
Apalagi jika kita sudah terbiasa tidak mengontrol asupan GGL dalam setiap porsi makanan yang dikonsumsi.
Bahkan sudah kecanduan mengonsumsi makanan yang mengandung GGL berlebih.
Hal ini tentu sangat berbahaya sebab ada banyak kerugian yang bisa didapatkan dari sisi kesehatan bila kita tidak #BijakGGL.
Jika ditiliki lebih rinci lagi mengurangi konsumsi lemak berlebih mungkin menjadi pilihan yang mudah ketimbang konsumsi gula dan garam yang rasanya sudah biasa begitu memanjakan lidah.
Meski begitu, nyatanya masih ada cara yang bisa kita lakukan untuk membantu membatasi asupan gula dan garam walaupun sudah ditahap kecanduan.
Nah, agar konsumsi garam dan gula tak lagi berlebih, inilah 5 cara melawan kecanduan garam dan gula.
1. Makan secara teratur
Makan secara teratur, yaitu makan 3 kali dengan 2 kali snack, akan menjaga tubuh tetap berenergi sepanjang hari.
Menurut Kate Patton, MEd, RD, CSSD, LD, nutrisionis dari Cleveland Clinic Sports Health, makan secara teratur sepanjang hari membantu mengendalikan keinginan mengonsumsi garam dan gula.
"Segera sarapan maksimal dua jam setelah bangun tidur, dan makanlah setiap empat hingga enam jam sekali," katanya.
Baca Juga: #BijakGGL Remaja Berisiko Terkena Kolesterol Tinggi, Yuk Kurangi Konsumsi Makanan Lemak Jahat!
Pastikan menyertakan sumber protein dalam setiap makanan dan camilan. Ini akan membuat kita merasa kenyang dan membantu mengekang hasrat untuk mengonsumsi makanan secara berlebihan.
Dan ketika menginginkan makanan yang manis atau asin, pilihlah makanan yang memiliki nilai gizi, misalnya kerupuk gandum, kacang-kacangan, buah segar, yoghurt tawar dengan buah, yang mengandung lebih dari 70 % kakao.
2. Program ulang selera
Cobalah melatih lidah untuk menyetel ulang preferensi citarasanya. Selama beberapa minggu, kurangi konsumsi garam dan gula di semua makanan yang disantap.
Ganti garam dengan percikan minyak zaitun extra virgin, dan ganti camilan dengan dark chocolate yang ditambahkan potongan kacang mede.
Lemak baik dapat membantu mematikan keinginan mengidam makanan manis, kata Brigid Titgemeier, MS, RDN, LD, seorang nutrisionis.
Dengan kesabaran dan latihan, apa yang dulu terasa manis bagi kita, nantinya akan mulai terasa terlalu manis.
Lidah kita akan merasa cukup dengan manisnya buah berry yang segar, dan tak akan lagi mencari permen, minuman manis, atau makanan manis lainnya.
Begitu juga setelah makan lebih sedikit garam selama beberapa minggu dengan mengurangi makanan olahan dan makanan siap saji kita akan membutuhkan lebih sedikit garam untuk memuaskan keinginan terhadap rasa asin.
Baca Juga: Memilih Kontrasepsi yang Tepat di Saat Masih Pandemi Virus Corona
3. Cari dukungan
Minta dukungan dari teman di kantor atau pasangan di rumah untuk membantu kita menjalankan latihan ini.
Atau ingin menjalankan latihan pengendalian kecanduan garam dan gula ini kepada anak-anak, kita dapat membantu mereka dengan tidak membelikannya makanan ringan yang manis dan asin secara teratur.
Berikan mereka makanan penutup berupa buah-buahan segar, dan bukannya kue atau puding yang manis.
4. Pertimbangkan diet puasa
Diet puasa atau intermittent fasting dapat membantu mengurangi rasa lapar sekaligus kecanduan garam dan gula.
Diet puasa adalah metode untuk mengatur pola makan dengan cara berpuasa makan selama beberapa waktu, namun kita masih dapat mengonsumsi minuman.
Diet puasa tidak mengatur makanan apa yang harus dikurangi atau apa yang harus dikonsumsi, namun lebih mengatur kapan kita makan dan kapan harus berhenti makan alias puasa.
Biasanya metode ini menganjurkan untuk puasa makan selama 16 jam, namun waktunya dapat ditentukan sendiri.
Dengan melakukan diet puasa, kita akan mengurangi kalori yang masuk. Namun saat libur puasa, jumlah kalori yang masuk akan tetap normal.
Dan seiring waktu, kita akan merasa puas dengan porsi makanan yang lebih kecil. Hal ini juga akan mengurangi keinginan terhadap makanan yang manis dan asin.
Baca Juga: Kebanyakan Gula Bisa Sebabkan Anak Jadi Hiperaktif? Ini Penjelasannya
5. Kenali tubuh sendiri
Kecanduan garam atau gula bisa terjadi karena kita mengalami stres, sehingga menginginkan makanan dengan cita rasa tertentu.
Cobalah lakukan meditasi, olahraga, atau membaca untuk menenangkan diri. Pastikan juga agar tubuh tidak mengalami dehidrasi.
Ini akan mencegah kita dari serangan stres yang berlebihan. Pada orang yang menderita diabetes, mungkin menginginkan sesuatu yang manis bahkan ketika gula darah normal.
Siasati dengan konsumsi karbohidrat yang dapat menjaga kadar gula darah tetap stabil, misalnya jus buah.
Itulah cara-cara yang bisa dilakukan untuk membantu kita mengendalikan hasrat yang berlebihan pada garam dan gula, serta membantu menurunkan risiko untuk berbagai masalah kesehatan yang diakibatkannya.
Baca Juga: Seperti Ini Cara Kerja Vaksin Covid-19 yang Menjadi Senjata Andalan Hadapi Corona
Tips tersebut tidak ada salahnya untuk dicoba, sebab Adaberbagai kerugian yang bisa dialami akibat tidak #BijakGGL diantaranya seperti dilansir dari daya.id, seperti:
Asupan Gula yang berlebihan akan meningkatkan berat badan dan juga gula darah. Bila kenaikan gula darah tak terkendali, maka akan menimbulkan penyakit diabetes mellitus atau disebut juga penyakit kencing manis.
Asupan Garam berlebihan dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, tekanan darah tinggi, serta mengecilkan pembuluh darah arteri, sehingga kerja jantung menjadi lebih berat untuk memompa darah.
Asupan Lemak berlebih membuat lemak tidak dapat diserap tubuh, sehigga menumpuk dalam pembuluh darah. Akibatnya aliran darah ke jantung akan terganggu.
Melihat dampak yang akan terjadi tersebut, tentu sudah saatnya kita mulai membatasi asupan GGL harian kita.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#bijakGGL
Source | : | Kompas.com,daya.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar