GridHEALTH.id - Mengunyah, menelan, hingga masuk makanan yang dikonsumsi ke dalam perut, adalah sebuah proses mencerna makanan.
Nah, dari sini saja kita sejatinya sudah bisa tahu bahwa, mengunyah makanan sebelum ditelan dan masuk ke dalam perut, penting bagi setiap manusia.
Baca Juga: Awas! Mengunyah Permen Karet Perut Jadi Kembung Menggelembung dan Gigi Sensitif
Karenanyalah, setiap makan dan mengunyah makanan kita tidak boleh terburu-buru dan cepat-cepat.
Menurut seorang Ahli gizi Stacey McIntosh, yang juga Asisten Profesor di Departemen Gizi di Universitas Utah AS, semakin banyak jumlah kunyahan, semakin sedikit beban kerja mekanis usus.
Ingat, dibutuhkan sekitar 20 hingga 25 menit agar hormon dalam tubuh seseorang mencapai otak untuk memberi tahu bahwa kita kenyang.
Jadi menurut McIntosh, "Jika saya makan seluruh makanan Big Mac dalam lima menit, itu tidak cukup bagi otak saya untuk membaca signal ketika saya kenyang."
Baca Juga: Terlalu Cepat Mengunyah Makanan, Betrand Peto Mengalami Masalah Lambung
Tetapi, lanjutnya dalam sebuah wawancara yang dimuat healthcare.utah.edu (8 Mei 2014), jika kita makan Big Mac tersebut selama 30 menit, maka otak akan mengetahui bahwa saya kenyang.
Signal kenyang tersebut datang jauh sebelum makanan tersebut habis.
Intinya menurut McIntosh, jika kita mengunyah makanan dengan baik dan benar, maka akan merangsang junculnya enzim untuk mencerna makanan.
Baca Juga: Diet Cara Apapun Percuma Jika Cara Mengunyah Makanan yang Kita Makan Salah
Dengan danya enzim ini maka proses pencernaan makanan akan berjalan optimal di pencernaan.
Lainnya, semakin seidkit kerja mekanis yang harus dilakukan usus.
Selain itu, mengunyah makanan yang baik dan benar, bisa membuat seseorang terhindar dari bahaya tersedak.
Sekarang pertanyaannya berapa banyak kita harus melakukan gerakan mengunyah disetiap kali suapan?
Baca Juga: Mengenal Craving, Perilaku Ingin Terus Mengunyah Akibat Kekurangan Gizi
Melansir Tandara Dental Centre (27 Mei 2020), ada banyak pendapat akan hal ini.
Ada yang mengatakan 32 kali. Hingga ada pula yang mengatakan mengunyah makanan sebanyak 32 kali tidak masuk akal.
Sebab siapa yang bisa sabar makan dan mengunyah makanan sebanyak itu.
Untuk diketahui, seseorang saat mengonsumsi steak, setiap suapannya melakukan gerakan mengunyah sebanyak 40 kali.
Ini sudah otomatis akan kita lakukan.
Jadi berapa banyak harus mengunyah makanan, tergantung dari apa yang dimakan.
Jika yang dimakan makanan yang lebih lembut, cukup dikunyah sebanyak 10 hingga 15 kali kunyah, seperti saat mengonsumsi buah-buahan.
Apa yang terjadi jika tidak mengunyah dengan benar?
Baca Juga: Lebih Sederhana dari Ventilator, UI Luncurkan Alat Bantu Napas HNFC untuk Pasien Covid-19
Pastinya tubuh kita tidak menghasilkan cukup enzim pencernaan yang dibutuhkan untuk memecah makanan sepenuhnya.
Ini dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti;
* Kembung
* Refluks asam
* Maag
* Mual
Baca Juga: Awas Bercak di Lidah Sebagai Gejala Baru Covid-19, Ini Peringatan Ahli
* Sakit kepala
* Gangguan pencernaan
* Gas berlebih di dalam perut.
Karenanya tidak salah jika ada pendapat yang menyebutkan, gegara mengunyah makanan tidak baik, seseorang bisa mengalami masalah kesehatan berikut ini, seperti dilansir dari Kompas.com (17/1/2019).
1. Asam lambung naik
Makan terburu-buru membuat lambung menerima makanan dalam jumlah yang besar.
Akibatnya, asam dari lambung bisa naik ke kerongkongan dan menyebabkan sensasi seperti terbakar atau nyeri.
Jika kebiasaan ini dibiarkan terus-menerus, Moms akan mengalami berbagai komplikasi seperti mulas, mual, sakit perut, dan sulit menelan.
2. Diabetes
Sebuah penelitian di tahun 2012 menemukan fakta bahwa diabetes salah satunya disebabkan karena makan terlalu cepat.
Pasalnya, makan yang terlalu cepat disebut bisa meningkatkan kadar glukosa dengan jumlah yang besar dalam satu waktu.
Baca Juga: Cerita Dokter di Semarang Terkait Khasiat Sambiloto yang Mampu Percepat Kesembuhan Pasien Covid-19
Akibatnya, tubuh rentan untuk mengalami resistensi insulin (keadaan tubuh yang tidak bisa merespon secara efektif terhadap hormon insulin).
Hal tersebut membuat tubuh tidak bisa mengendalikan kadar gula darah.
3. Masalah jantung
Makan terburu-buru juga terbukti bisa meningkatkan risiko terserang penyakit jantung atau stroke.
Baca Juga: Pemain Baru, Vaksin Covid-19 Johnson&Johnson Segera Meluncur
Seorang peneliti dan ahli jantung asal Jepang, Dr. Takayuki Yamaji meneliti 1.000 orang selama 5 tahun.
Para peserta dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan kecepatan makannya, lambat, normal, cepat.
Hasilnya, kelomok yang cepat memakan makanan memiliki risiko penyakit sindrom metabolik yang meningkatkan risiko terserang penyakit jantung dan stroke.
Baca Juga: Huang Yanling Pasien 01 Covid-19 Dunia Hilang, Padahal Ilmuan Ini Kunci Misteri Virus SARS CoV-2
4. Obesitas
Ketika makan terlalu cepat, otak tidak bisa mengenali perasaan kenyang sehingga Moms bisa makan terus menerus. Akibatnya, asupan kalori menjadi tinggi.
Sedangkan jika Moms makan pelan-pelan, maka otak memiliki cukup waktu untuk menerima rasa kenyang.
Jadi, mulai sekarang jangan makan terburu-buru jika tak ingin terkena berbagai penyakit ya.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | healthcare.utah.edu,Tandara Dental Centre |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar