GridHEALTH.id - Kemarahan adalah emosi manusia yang normal. Tetapi meski merupakan emosi biasa, banyak yang merasa sulit untuk mengelola amarah dengan cara yang sehat dan produktif.
Banyak faktor dalam hidup kita yang mungkin berkontribusi pada emosi negatif sebagai reaksi atas tindakan atau faktor luar yang tidak kita sukai, mulai dari kemacetan lalu lintas, politik kantor hingga penghinaan.
Ketika emosi ini lepas kendali dan seseorang menjadi destruktif dan pendendam terhadap pelaku, hal ini bisa menghalangi kemampuan untuk membuat keputusan logis, emosi menjadi memprihatinkan.
Pada titik ini, kemarahan menimbulkan konsekuensi negatif pada hubungan, keadaan pikiran, dan bahkan kesehatan dan kesejahteraan kita lahir dan batin.
Seperti halnya kebahagiaan dan cinta mengakibatkan perubahan psikologis dan biologis dalam tubuh, demikian pula kemarahan. Denyut jantung dan tekanan darah meningkat seiring dengan hormon energi adrenalin dan noradrenalin.
Seperti Apa Rasa Marah Itu?
Ada banyak gejala dan tanda kemarahan. Ini mungkin termasuk rasa meledak mulai perut hingga dada, mengepalkan tangan atau rahang, mata terasa lembap atau memerah, bernapas lebih cepat, hingga sakit kepala.
Baca Juga: Perlu Diantisipasi Para Pria, Ternyata 5 Hal Ini yang Dilakukan Wanita Saat Marah
Baca Juga: Gula adalah Gula, Hati-hati dengan Berbagai Penamaan yang Bikin Terkecoh
Rasa marah juga bisa membuat kita kesulitan berkonsentrasi, jantung berdebar kencang dan bahu serta leher terasa tegang.
Apa Dampak Marah Pada Kesehatan?
Ketika kemarahan memuncak, rasanya seperti pengendalian diri hilang tetapi hukum, norma sosial, dan akal sehat membatasi seberapa jauh seseorang dapat melampiaskan kemarahan ini.
Lihat postingan ini di Instagram
Jika frustrasi ini tidak ditangani dengan cara yang sehat, ini bisa berdampak pada aspek lain kehidupan kita.
Misalnya dapat merusak hubungan dengan pasangan atau orang lain, merusak penilaian orang lain terhadap kita, menghalangi kesuksesan serta memberi kita interpretasi negatif tentang masalah yang tidak terkait.
Selain implikasi sosial, amarah juga memberikan dampak negatif bagi tubuh. Kemarahan memicu respons tubuh mengeluarkan hormon stres adrenalin dan kortisol.
Tubuh menangani reaksi kimia ini dengan mengalihkan darah dari usus dan menuju otot. Denyut jantung meningkat, seiring dengan tekanan darah dan laju pernapasan. Respons yang berlebihan ini mulai berdampak negatif pada kesehatan.
Masalah kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang dikaitkan dengan amarah yang tidak terkendali meliputi sakit kepala, sakit perut dan masalah pencernaan, insomnia, peningkatan kecemasan, depresi, tekanan darah tinggi, iritasi kulit hingga serangan jantung dan stroke dalam kasus yang ekstrem.
Baca Juga: Bingung Bagaimana Menghitung Siklus Menstruasi? Begini Caranya
Baca Juga: Makan Ini Sebelum Olahraga Membantu Membakar Kalori Lebih Banyak
Kemarahan kronis membuka pintu ke berbagai masalah kesehatan. Itu membuat kita lebih rentan terhadap penyakit jantung, diabetes, kadar kolesterol tinggi, sistem kekebalan yang lemah, insomnia, dan tekanan darah tinggi.
Dalam hal kesehatan mental, kemarahan menghabiskan energi mental yang sangat besar, mengaburkan kemampuan seseorang untuk membuat keputusan rasional, dan membuat lebih sulit untuk berkonsentrasi. Kemarahan juga menghalangi kemampuan kita untuk menikmati diri sendiri dan bahagia.
Kemarahan juga dapat merusak karier, Kritik yang membangun, perbedaan kreatif, dan perdebatan yang memanas mungkin sehat dan efektif untuk karier yang sukses.
Namun amarah bisa membawa kita ke level berikutnya dan menyerang orang lain mungkin membuat reputasi kita buruk dan membuat kita lebih sulit untuk santai dan bahagia.
Kemarahan juga berdampak serius pada hubungan. Sekali diucapkan, kata-kata tidak bisa ditarik kembali.
Terus menerus membuat marah orang-orang di sekitar kita dan terutama orang yang kita cintai dapat membuat kita berada dalam posisi yang rentan.
Kemarahan yang kronis dan intens menyulitkan orang untuk mencintai dan mempercayai kita karena mereka selalu khawatir akan ledakan amarah.
Baca Juga: 6 Jenis Makanan Alami Ampuh Menghilangkan Kram Otot dengan Cepat
Baca Juga: WHO Peringatkan Ancaman Kegagalan Moral Akibat Rebutan Vaksin Covid-19
Bagaimana Kemarahan Dapat Dikelola?
Meskipun menekan amarah bukanlah solusinya, begitu pula agresi yang mengganggu orang lain. Reaksi verbal atau fisik yang agresif tidak dibenarkan oleh kemarahan.
Kita mungkin tidak selalu dapat mengontrol situasi yang kita hadapi, tetapi kita memiliki kekuatan untuk mengontrol reaksi kita.
Mengenali apa yang memicu kemarahan kita adalah langkah pertama dalam menghadapi masalah sebelum mencapai tahap yang merusak dan tidak terkendali. Ada banyak teknik yang bisa dilakukan seseorang untuk mengatasi amarah.
Tips Untuk Mendinginkan Amarah
Kenali perubahan fisik dalam tubuh, ambil napas dalam-dalam dan perlambat pernapasan. Berolahraga bisa meredakan amarah dan memberi waktu bagi diri sendiri untuk merenungkan situasinya sambil mengerahkan semua energi itu dengan cara yang bermanfaat.
Gunakan indra dan sadari bagaimana tubuh bereaksi terhadap situasi saat ini. Lakukan peregangan serta memijat area yang menegang.
Meskipun kemarahan tidak dapat sepenuhnya dihindari dan tetap diperlukan dalam situasi tertentu, penting untuk menyadari bagaimana amarah memengaruhi kita.
Baca Juga: Kapan Waktu Aman Bisa Berdekatan dengan Pasien Covid-19 yang Sembuh? Ini Syaratnya
Baca Juga: Rebahan Setelah Makan, Ini Bahayanya Bagi Tubuh, Jangan Dilakukan!
Menemukan cara yang sehat untuk mengekspresikan emosi pada akhirnya akan mengarah pada kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat, tidak hanya untuk kita, tetapi juga orang-orang di sekitar kita.(*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | wellnessmama.com,GridHealth.ID |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar