GridHEALTH.id - Orang yang memiliki alergi harus menerima vaksin di rumah sakit daripada di pusat perawatan kesehatan primer, kata seorang dokter Turki pada hari Selasa (02/02/2021) menyusul laporan reaksi alergi terhadap vaksin Covid-19 yang baru.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, kepala Masyarakat Nasional Turki untuk Alergi dan Imunologi Klinis Dr. Bülent Şekerel mengatakan reaksi alergi parah terhadap vaksin sangat jarang dan anafilaksis terjadi pada sekitar 1,3 dari 1 juta dosis vaksin.
Risiko alergi vaksin mRNA Pfizer-BioNTech dan Moderna adalah 11 dalam 1 juta, risiko sepuluh kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin rutin, Şekerel mengatakan.
“Namun perbedaan ini tidak terkait dengan pembuatan vaksin itu, yakni virus corona, melainkan hasil dari teknik baru dalam memproduksi vaksin,” tandasnya dikutip dari Kantor Berita Anadolu Agency (03/02/2021).
Şekerel menjelaskan bahwa potensi risiko yang lebih tinggi dengan vaksin mRNA ini dihasilkan dari komponen vaksin yang disebut polietilen glikol, atau PEG.
Laporan reaksi alergi terhadap vaksin mRNA baru telah muncul di Eropa dan ahli epidemiologi negara bagian AS California pada bulan Januari mendesak penghentian beberapa vaksin Moderna di negara bagian tersebut.
Baca Juga: 4 Kiat Meminimalkan Risiko Berulangnya Reaksi Alergi Terhadap Obat
Baca Juga: Haid yang Membanjir Mungkin Akan Segera Berlalu Berkat Pengobatan Ini
Sebabnya, beberapa orang menerima perawatan medis untuk kemungkinan reaksi alergi yang parah setelah mendapatkan vaksinasi.
Vaksin yang saat ini diberikan di Turki, produk dari perusahaan biofarmasi China, Sinovac, menggunakan bentuk virus yang tidak aktif.
Lihat postingan ini di Instagram
"Vaksin CoronaVac yang digunakan di negara kami diproduksi dengan teknik lama, dan secara teoritis, risiko tinggi tidak diharapkan, tidak seperti pada vaksin mRNA," Şekerel menjelaskan.
Reaksi merugikan akibat vaksinasi dipantau oleh Kementerian Kesehatan, kata Şekerel, seraya menambahkan, "Tidak ada kelompok yang diperkirakan mengalami reaksi alergi terhadap vaksin CoronaVac yang telah diidentifikasi."
"Saat ini, sebelum pemberian vaksin di Turki, orang-orang ditanyai apakah mereka memiliki alergi terhadap vaksin atau komponennya.
Kami merekomendasikan bahwa mereka yang alergi terhadap zat atau makanan apapun harus divaksinasi di rumah sakit, bukan di klinik atau pusat kesehatan primer, "sarannya.
Baca Juga: 4 Alasan Mengapa Terlalu Banyak Gula Buruk Bagi Kesehatan Kita
Baca Juga: Penyebab Ketidaknyamanan Perut Pada Penderita Sindrom Iritasi Usus Besar
Dia menekankan bahwa semua reaksi alergi yang parah dialami dalam waktu 30 menit setelah menerima vaksin, jadi merupakan praktik umum di seluruh dunia untuk memantau orang yang divaksinasi setidaknya selama 30 menit setelah vaksinasi.
Untuk alasan ini, semua fasilitas perawatan kesehatan di mana vaksinasi diberikan dilengkapi dengan personel terlatih untuk mengenali reaksi alergi dan peralatan perawatan yang sesuai, katanya.
Bagi mereka yang tahu bahwa mereka memiliki alergi terhadap vaksin, Şekerel menganjurkan agar mereka tidak divaksinasi.
Baca Juga: 6 Makanan Sehari-hari Yang Dapat Meningkatkan Kesehatan Otak
Baca Juga: Pintar Cara Mengelola Amarah Agar Tak Berdampak Pada Kesehatan
Baca Juga: Hati-hati, Anak Vegetarian Memiliki Tingkat Vitamin D yang Rendah
"Namun, jika vaksinasi itu wajib, pendekatan berbeda yang disebut 'dosis bertahap' dapat diterapkan," katanya. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | The Daily Sabah,Anadolu Agency |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar