GridHEALTH.id - Polusi udara terdaftar sebagai penyebab kematian di Inggris untuk pertama kalinya, dengan keputusan koroner bahwa hal itu "memberikan kontribusi material" terhadap kematian Ella Kissi-Debrah yang berusia 9 tahun.
Sebenarnya Ella meninggal pada 2013 dan butuh 8 tahun lebih untuk memastikan ia meninggal setelah serangan asma parah akibat polusi udara yang menyebabkan gagal napas.
Stephen Holgate, mantan ketua pemerintah Inggris dari komite penasihat polusi udara, kemudian menemukan bahwa serangannya terjadi setelah bertahun-tahun polusi ilegal di dekat rumahnya.
Setelah laporan Holgate dirilis, pemeriksaan baru dibuka dan, pada Rabu (17 Februari 2021), petugas koroner untuk lingkungan Kissi-Debrah di London, Philip Barlow, memutuskan bahwa materi partikulat (PM) melebihi pedoman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ketika dia hidup, dengan emisi nitrogen dioksida juga mencapai tingkat ilegal.
"Ella meninggal karena asma yang disebabkan oleh paparan polusi udara yang berlebihan," kata Barlow.
"Seluruh hidup Ella tinggal di dekat jalan yang sangat berpolusi. Saya tidak menemui kesulitan untuk menyimpulkan bahwa paparan pribadinya terhadap nitrogen dioksida dan PM sangat tinggi."
Baca Juga: Polusi Udara Mempengaruhi Munculnya Risiko Diabetes Tipe 2, Studi
Dalam sebuah tweet, Walikota London Sadiq Khan menulis, "Ini adalah momen penting dan berkat bertahun-tahun kampanye ibu Ella, Rosamund, yang telah menunjukkan keberanian yang luar biasa."
"Sementara kami berdebat, akan ada seorang anak yang dilarikan ke rumah sakit di suatu tempat di Inggris atau di Amerika Serikat atau di suatu tempat di dunia," kata Rosamund Kissi-Debrah kepada CBS News dalam sebuah wawancara tahun lalu.
Lihat postingan ini di Instagram
WHO memperkirakan bahwa polusi udara membunuh sekitar 7 juta orang setiap tahun, CBS News mencatat, dengan anak-anak yang tinggal di lingkungan perkotaan yang lebih miskin, risiko menderita asma lebih tinggi.
Pada November 2021, pemerintah Inggris mengumumkan akan mengakhiri penjualan kendaraan berbahan bakar bensin dan solar baru pada tahun 2030, 10 tahun lebih awal dari yang direncanakan semula.
Baca Juga: Saban Bulan Mengalami Tapi Belum Tahu Mengapa Wanita Menstruasi? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Baca Juga: Kelembapan di Dalam Masker Karena Dengusan Napas Justru Melindungi Dari Paparan Virus Corona, Studi
Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan bahwa negara itu berencana memiliki emisi nol 100% pada tahun 2035.(*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | BBC News,The Guardian |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar