Sedangkan menurut Ahli Biomolekuler dan Vaksinolog, melansir Intisasari-online.com (22 Februari 2021), Ines Atmosukarto berpandangan bahwa vaksin Nusantara datanya diduga belum terlihat.
Data uji klinis I belum terlihat dan belum di-update ke data uji klinis global.
"Seharusnya tercatat semua di situ, terakhir saya cek belum ada update hasil uji klinisnya. Apakah vaksin tersebut aman, datanya belum aman," kata Ines.
Menurut Ines, ada prosedur yang harus dilewati, yakni mendapat izin dari Komite Etik, setiap protokol uji klinis dapat izin dari mereka.
Baca Juga: Jangan Massage juga Dipijat Kaki yang Mengalami Varises, Berisko Kematian
Sementara itu Terawan menjelaskan, Vaksin Nusantara ini mewujudkan vaksin berbasis dendritic cell.
"Dampaknya apa? Tentunya akan memberikan kekebalan terhadap Covid-19 dan karena ini sifatnya menjadi imunitas yang seluler tentunya akan bertahan lama, karena tingkatnya di sel bukan imunitas humoral tapi seluler," jelasnya, dikutip dari Kompas TV, Rabu (17/2/2021).
Berdasarkan laman British Society for Immunology, dendritic cell atau sel dendritik (DC) bertanggung jawab atas inisiasi respons imun adaptif dan karenanya berfungsi sebagai 'penjaga' sistem kekebalan.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,intisari,frontiersin.org,immunology.org |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar