GridHEALTH.id - Tugas orangtua yang paling menantang adalah membesarkan anak mereka untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab yang akan bermanfaat bagi sesamanya.
Membesarkan anak bukanlah tugas yang mudah. Membutuhkan dedikasi, kesabaran, semangat dan disiplin.
Khusus untuk menanamkan disiplin pada anak, dapat dilakukan dengan cara menyenangkan, seperti 8 tips di bawah ini, parents24.com
1) Bersikaplah tegas dengan aturan
Perubahan sikap membutuhkan waktu dan mengharuskan orangtua untuk tetap berpegang pada aturan.Menetapkan aturan orangtua secara konsisten dan bertindak dengan tekad terhadap anak-anak adalah kunci untuk mengubah sikap.
Baca Juga: Orang Jepang Paling Disiplin Sedunia, Ternyata Begini Model Pendidikannya Sejak Kecil
Baca Juga: Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditunda di Austria Setelah Satu Kematian Dilaporkan
2) Tetapkan garis yang jelas
Sesuaikan mereka dari orang ke orang, daripada aturan berbasis situasi. Tetapkan garis yang jelas dalam aturan.
Pelajari bahwa '' jangan pulang terlambat '' adalah kalimat yang memiliki arti berbeda bagi setiap orang, sehingga terbuka untuk interpretasi.
Sebaliknya tetapkan waktu yang jelas untuk berada di rumah, sehingga membuatnya lebih efektif.
3) Dukung kata-kata dengan tindakan
Jika orangtua memberi tahu anak bahwa mereka tidak bisa bermain sebelum mereka membersihkan kamar mereka dan orangtua akhirnya membersihkannya untuk mereka ketika mereka pergi bermain, tindakan yang dilakukan orangtua tidak sesuai atau mendukung kata-katanya sendiri.
Lihat postingan ini di Instagram
Jika orangtua kerap melakukan hal ini, tanpa sadar mereka mengirimkan pesan campur aduk kepada anak, dan mereka mulai percaya bahwa peraturan itu tidak berarti apa-apa. Pastikan kata-kata orangtua diikuti dengan tindakan nyata.
4) Jangan permisif tindakan buruk
Misalnya, seorang anak mendapatkan apa yang diinginkannya dengan menangis. Jika orangtua berhenti menanggapi tangisan anak, anak tersebut tidak akan berhenti begitu saja.
Alih-alih menangis selama 10 menit seperti di masa lalu, anak mungkin mulai menangis selama berjam-jam dan beberapa yang tidak bisa menghadapi hal ini pada akhirnya akan memberikan apa yang diinginkannya.
Pada akhirnya anak mulai bernalar bahwa jika mereka cukup menangis mereka akan mendapatkan apa yang mereka minta. Orangtua harus teguh dalam hal peraturan mereka.
Baca Juga: Diet Mediterania, Pola Makan Paling Baik Bagi Kesehatan Jantung
Baca Juga: Orangtua Tak Perlu Khawatir, Mengisap Jempol Hingga Usia Batita Wajar
5) Jadilah panutan dengan tindakan
Anak belajar atas apa yang dilakukan orangtua. Jadi semua tindakan orangtua harus dipikirkan masak-masak sebelum diperlihatkan pada anak.
Ini terutama terjadi ketika mereka memasuki tahap pengembangan pemecahan masalah mereka.
Misalnya jika orangtua memisahkan pertengkaran antara mereka dan saudara mereka dengan berteriak, mereka belajar bahwa berteriak adalah cara untuk mengakhiri perkelahian.
6) Mengevaluasi hasil dengan benar
Evaluasi dengan benar hasil untuk perilaku baik dan buruk anak dan jelaskan kepada mereka.
Misalnya, membuat dan menetapkan aturan dengan hasil sedemikian rupa sehingga jika mereka tidak mengerjakan pekerjaan rumah pada suatu malam, mereka akan kehilangan hak istimewa komputer malam itu.
7) Ingatlah kebutuhan mereka sesuai dengan usia mereka
Sebuah keluarga adalah struktur yang berubah dan seiring berjalannya waktu anak-anak tumbuh dan menginginkan kebebasan yang meningkat.
Menurutnya, peraturan seringkali harus direvisi. Misalnya, seorang anak berusia lima tahun tidak dapat memiliki waktu tidur yang sama dengan yang berusia 15 tahun.
Baca Juga: Meskipun Bekerja di Rumah, Pilih Busana Sesuai Profesi Amat Penting
Baca Juga: Kondisi Kesehatan Penyebab Sesak Napas, Dari Asma Hingga Covid-19
8) Jelaskan alasan di balik aturan
Untuk mengajukan pertanyaan dan pemikiran, beri tahu anak-anak mengapa orangtua telah menetapkan aturan yang sah.
Alih-alih memberi tahu mereka untuk tidak melakukan sesuatu, beri tahu mereka mengapa mereka tidak boleh melakukannya.
9) Beri mereka insentif
Disiplin adalah proses memberi dan menerima yang panjang dan dengan demikian pemberian insentif membuat motivasi terus berjalan tinggi.
Misalnya jika mereka secara baik bisa menangani masalah yang mereka hadapi dengan seorang teman di sekolah, beri pujian atas tindakan mereka. Ini akan membantu memperkuat perilaku menjadi kebiasaan.
Baca Juga: Seorang Ahli Gizi Beri Kiat Layanan Pesan Antar Makanan yang Sehat
Baca Juga: Penyakit Tidak Menular Jadi Gangguan Kronis, Gula Dituding Jadi Penyebab
10) Bersikap realistis
Pastikan bahwa aturan yang dibuat orangtua bersikap realistis. Misalnya, jika anak terlalu banyak menonton televisi, melarang mereka menonton TV selama seminggu sementara anggota keluarga lainnya terus menonton, itu tidak realistis.
Melarang tidak menonton selama satu hari akan jauh lebih realistis dan mudah diterapkan. (*)
#berantasstunting#hadapicorona #bijakGGL
Source | : | parent24.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar