GridHealth.id - Seperti jenis kacang-kacangan lainnya, Chestnut atau sering disebut kacang berangan, memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang penting untuk tubuh. Antara lain meningkatkan kemampuan otak dan mencegah penyakit kronis.
Tetapi karena bentuknya, chestnut lebih dikenal karena lebih mirip dengan buah-buahan daripada kacang sejati.
Baca Juga: Makan Kacang-kacangan di Usia 40-an Kurangi Risiko Demensia, Studi
Chestnut telah menjadi sumber makanan selama ribuan tahun. Ia bisa dimakan mentah, dipanggang, digiling menjadi tepung, atau dicampur menjadi kue kering.
Dilansir dari organicfacts.net, pada sebutir chestnut terdapat kadar serat yang tinggi, aneka mineral, lemak baik, vitamin, nutrisi, senyawa antioksidan dan komponen penting lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan.
Chestnut juga kaya akan vitamin C, iyang membuatnya unik di antara kacang-kacangan. Faktanya, setengah cangkir chestnut mentah memberi kita 35 hingga 45% dari kebutuhan vitamin C harian.
Namun sebagian kandungan vitamin C dalam Chestnut akan hilang jika kita merebus atau memanggangnya.
Untuk mempertahankan lebih banyak vitamin C dalam chestnut saat memasak, kita dapat memanggangnya pada suhu yang lebih rendah atau menggunakan pengering makanan untuk mengeringkannya.
Meski demikian, chestnut tetap menjadi sumber antioksidan yang baik, bahkan setelah dimasak.
Mereka kaya akan asam galat dan asam ellagic (dua antioksidan yang konsentrasinya meningkat saat dimasak).
Berikut adalah daftar manfaat chesnut untuk kesehatan;
1. Baik bagi kesehatan jantung
Baca Juga: Sering Disandingkan Dengan Kacang Hijau, Ini 4 Manfaat Ketan Hitam Bagi Kesehatan
Dilansir dari webmd.com, antioksidan dan mineral seperti magnesium dan kalium membantu mengurangi risiko masalah kardiovaskular, seperti penyakit jantung atau stroke.
Chestnut adalah sumber nutrisi yang baik dan dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung.
2. Meningkatkan kinerja pencernaan
Kacang berangan juga dapat membantu meningkatkan kinerja pencernaan karena kaya akan sumber serat.
Fungsi serat antara lain membantu kita teratur buang air besar (BAB) dan mendukung pertumbuhan bakteri sehat di usus.
Chestnut juga bebas gluten, yang menjadikannya pilihan yang sehat untuk penderita penyakit celiac (penyakit autoimun yang terjadi akibat mengonsumsi gluten).
3. Membantu mengontrol gula darah
Serat dalam chestnut juga dapat membantu menyeimbangkan gula darah. Makan makanan berserat tinggi memastikan tubuh menyerap pati secara perlahan.
Kacang ini juga dapat membantu menghindari lonjakan gula darah, yang bisa berbahaya bagi penderita diabetes. Chestnut juga memiliki nilai indeks glikemik rendah, yakni 54.
Makanan dengan nilai indeks glikemik yang lebih rendah tidak akan menyebabkan lonjakan tinggi pada kadar gula darah saat kita memakannya.
4. Meningkatkan fungsi otak
Dilansir dari organicfacts.net, fungsi otak dan kognisi ditingkatkan dalam beberapa cara melalui konsumsi chestnut.
Pertama-tama, kacang-kacangan ini kaya akan vitamin keluarga B (misalnya folat, riboflavin, tiamin) yang secara langsung terkait dengan perkembangan dan fungsi neurologis yang tepat, menurut sebuah penelitian yang dikutip dalam The Journal of Nutrition, Health & Aging.
Selain itu, kalium yang ditemukan dalam chestnut dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan meningkatkan kesehatan sistem saraf, sehingga meningkatkan konsentrasi, retensi, dan memori.
5. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Baca Juga: Rutin Konsumsi Kacang Hijau, Kulit Wajah Cerah Putih Alami dan Bebas Jerawat
Konsentrasi tinggi vitamin C dan senyawa antioksidan lainnya atau trace mineral seperti tembaga dalam chestnut membuatnya menjadi makanan ideal untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Tetapi, menurut jurnal Food Chemistry, merebus dan memanggang chestnut menurunkan kandungan vitamin C chestnut. Oleh sebab itu, lakukan dalam suhu rendah sehingga tidak akan banyak menghilangkan vitamin C-nya.
Vitamin C tidak hanya merangsang produksi sel darah putih tetapi juga bertindak sebagai antioksidan, mencari radikal bebas di dalam tubuh dan menetralkannya sebelum menyebabkan sel sehat bermutasi atau memicu stres oksidatif di dekat organ vital.
Ini dapat membantu sistem kekebalan memfokuskan upayanya pada patogen dan mencegah penyakit. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | webmd.com,organicfacts.net |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar