GridHEALTH.id - Bayi sering kali mengeluarkan keringat untuk membantu mendinginkan tubuh, sama layaknya seperti orang dewasa dan anak-anak.
Ketika bayi kepanasan, risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), penyakit terkait panas, dan masalah kesehatan lainnya meningkat.
Baca Juga: Jangan Langsung Mandi Saat Berkeringat, Ini Dampak Buruknya Bagi Tubuh
Orang tua dan pengasuh harus memandang berkeringat sebagai tanda bahwa bayi terlalu panas dan mungkin perlu bantuan untuk menenangkan diri.
Keringat berlebihan atau terjadi bahkan saat bayi tidak kepanasan, mungkin menandakan adanya kondisi medis yang harus diperhatikan.
Dokter sering kali menyebut bayi berkeringat berlebihan dengan nama hiperhidrosis.
Melansir dari ncbi.nlm.nih.gov dalam artikel 'Hyperhidrosis', hiperhidrosis adalah kelainan keringat berlebih akibat stimulasi berlebihan reseptor kolinergik pada kelenjar ekrin.
Gangguan patologis ini ditandai dengan berkeringat melebihi apa yang digunakan tubuh untuk pengaturan suhu homeostatis.
Baca Juga: Penyandang Diabetes Wajib Perhatikan Dua Hal Penting Ini Jika Ingin Ikut Puasa Ramadan
Kelenjar ekrin terkonsentrasi di area seperti ketiak, telapak tangan, telapak kaki, dan wajah, jadi ini adalah area yang paling sering terkena hiperhidrosis.
Kegiatan ini mendeskripsikan patofisiologi hiperhidrosis dan menyoroti peran tim interprofesional dalam penatalaksanaannya.
Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab bayi berkeringat saat tidur yang perlu kita ketahui yang dilansir dari medicalnewstoday.com dalam artikel 'What does it mean when a baby sweats?'.
Terlalu Panas
Baca Juga: Ini Penyebab Mengapa Berkeringat di Malam Hari Selama Menstruasi
Berkeringat adalah respons alami tubuh untuk menjadi terlalu panas. Bayi yang kepanasan bisa jadi kepanasan, yang menyebabkan mereka berkeringat.
Mereka mungkin berkeringat di seluruh tubuh atau hanya di area tertentu, seperti kepala.
Terkadang, area yang paling banyak berkeringat adalah yang paling panas. Misalnya, kepala bayi mungkin berkeringat jika memakai topi di bawah sinar matahari.
Bayi kepanasan pada bayi bisa berbahaya karena bayi kurang bisa mengatur suhu tubuhnya dibanding orang dewasa.
Baca Juga: Tetap Vaksin Covid-19 di Bulan Ramadan, Ini Tips yang Perlu Diperhatikan Bagi Semua Orang
Selain itu, karena keringat mendinginkan tubuh, dapat membuat bayi kedinginan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mendandani bayi dengan lapisan dingin dan mencoba mencegah kepanasan.
Menangis
Menangis bisa membuat bayi merasa gerah, menyebabkannya berkeringat. Efek ini lebih umum terjadi saat bayi menangis sangat keras atau dalam waktu lama.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi mungkin berkeringat di telapak tangan dan kaki saat kesal. Orang tua dan pengasuh mungkin memperhatikan keringat ini bahkan setelah bayi berhenti menangis.
Baca Juga: Segera Ganti Masker Berkeringat Ketika Berolahraga, Ini Alasannya
Demam
Bayi mungkin berkeringat saat demam atau saat demam turun. Demam dapat menandakan bahwa bayi mengalami infeksi. Meskipun demam itu sendiri biasanya tidak berbahaya, infeksinya bisa jadi.
Obat demam dapat meredakan demam, tetapi tidak dapat mengobati infeksinya.
Oleh karena itu, orang tidak boleh berasumsi bahwa bayi lebih baik hanya karena pengobatan berhasil meredakan keringat atau demam.
Kelainan Lahir dan Perbedaan Genetik
Baca Juga: Tetap Vaksin Covid-19 di Bulan Ramadan, Ini Tips yang Perlu Diperhatikan Bagi Semua Orang
Berbagai kelainan genetik dapat menyebabkan bayi mengeluarkan keringat lebih banyak dari biasanya.
Misalnya, cold-induced sweating syndrome membuat anak lebih sulit mengatur suhu tubuh.
Bayi dengan kondisi ini mungkin berkeringat saat kedinginan. Mereka juga biasanya memiliki otot wajah yang lemah, batang hidung yang rata, dan masalah kesehatan tertentu, seperti demam tinggi dan, terkadang, kejang.
Baca Juga: Saat Tidur Berkeringat Padahal Udara Sejuk, Awas Ada yang Tidak Beres Pada Tubuh, Cek!
Beberapa kelainan genetik lain, seperti sindrom Apert, juga dapat menyebabkan keringat berlebih. Dalam kebanyakan kasus, seorang anak memiliki banyak gejala lain sebagai tambahan.
Misalnya, sindrom Apert menyebabkan jari tangan dan kaki menyatu, perkembangan abnormal pada wajah dan tengkorak, dan, dalam beberapa kasus, masalah jantung.
Perlu diingat, berkeringat adalah hal yang normal dan sehat pada semua usia, termasuk bayi.
Akan tetapi, keringat berlebih dapat berarti lingkungan bayi tidak nyaman. Dalam beberapa kasus, ini mungkin menunjukkan kondisi medis serius yang mendasarinya.
Orang tua dan pengasuh harus selalu berhati-hati dan mendiskusikan gejala yang tidak biasa dengan dokter.(*)
Baca Juga: Nagita Slavina: Awalnya Suka Menangis, Saat Test Pack Hasilnya Positif Hamil
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | medicalnewstoday.com,ncbi.nlm.nih.gov |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar