GridHEALTH.id - Lagi-lagi cerita pasca libur lebaran yang menyedihkan terjadi.
Kali ini melanda kota Bandung.
Baca Juga: Gejala Awal Komplikasi Kaki Diabetesi, Segera Periksakan ke Dokter Jika Mengalaminya
Bagaimana tidak menyedihkan, menurut data biasanya temuan kasus harian Covid-19 Kota Bandung sejak awal Mei lalu hanya berada di bawah lima puluh temuan kasus per hari.
Namun sejak beberapa hari terakhir, jumlah temuan kasus positif Covid-19 meningkat signifikan, hingga seratus kasus per hari.
Hal ini pun, lanjutnya, menunjukkan bahwa penyebaran Covid-19 di masyarakat terus meningkat.
Melansir Pusat Informasi Covid-19 kota Bandung (6/6/2021) pukul 1:25 WIB, Total kasus terkonfirmasi 20.003 + 76.
Jika kondisi ini terus mengalami kenaikan, dikhawatirkan kota Bandung akan kolaps.
Kolaps karena fasilitas kesehatan di kota Bandung tidak bisa menampung dan menangani pasien.
Apalagi rumah sakit yang berada di Kota Bandung ini, bukan hanya diperuntukkan hanya melayani warga Kota Bandung, tapi juga warga Bandung Raya dan sekitarnya.
Baca Juga: Ramuan Penghilang Bau Ketiak, Resep dari Ruben Onsu dan Sarwendah
Untuk diketahui, 40 persen warga luar Kota Bandung dirujuk ke rumah sakit di Kota Bandung untuk mendapatkan pelayanan kesehatan setiap harinya.
Oleh karena itu strategi yang telah dan akan terus dilakukan Satgas Covid-19 Kota Bandung dalam mengendalikan laju pertumbuhan kasus ini, yaitu tetap memasifkan upaya 5M+3T+Vaksinasi kepada masyarakat.
Penerapan 5M inilah, menjadi kunci utama dalam upaya pengendalian, sehingga memerlukan kesadaran, kedisiplinan, serta kerjasama kolaborasi dari setiap individu, keluarga, dan seluruh lapisan masyarakat lainnya untuk dapat mematuhinya dalam setiap aktivitas.
Sebab, upaya penindakan aturan terhadap pelanggaran protokol kesehatan yang selama ini terus dilakukan pemerintah melalui Satgas Covid-19, tidak akan pernah efektif bila tidak diikuti dengan kesadaran, kedisiplinan, serta tanggung jawab bersama dari seluruh komponen lapisan masyarakat.
Baca Juga: Tanda Paru-paru Terkena Penyakit Infeksi Pneumonia, Ini Ciri-cirinya
Mengenai kondisi meningkatnya kasus Covid-19 di kota Bandung, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengkhawatirkan kasus virus corona bisa tidak terkendali.
Kota Bandung dikhawatirkan kolaps gara-gara pandemi ini.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr Ahyani Raksanegara menjelaskan, bahwa maksud dari situasi kolaps tersebut, adalah ketidakmampuan fasilitas kesehatan untuk dapat memberikan layanan kepada masyarakat secara maksimal, akibat beban pertumbuhan kasus yang terus bertambah.
Baca Juga: Diabetes Pada Mata Lanjut Usia, Hal-hal Yang Perlu Diketahui
"Jadi maksudnya kondisi itu (kolaps) bisa terjadi, apabila penyebaran kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terus tidak terkendali, lonjakan kasus terus terjadi, maka ada risiko terganggunya pelayanan kesehatan akibat beban besar yang terus bertambah," ujarnya, melansir Tribunnews.com (6/6/2021), saat dihubungi melalui telepon, Minggu (6/6/2021).
Maka dari itulah, Pemerintah Kota Bandung telah berkomitmen untuk tidak akan pernah menurunkan kapasitas untuk Testing dan Tracing.
Standar yang ditetapkan WHO hanya 1/1.000 penduduk per pekan atau 500 penduduk per hari. Pemerintah Kota Bandung selama ini adalah 700 penduduk per hari.
Dengan demikian, upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Bandung telah di atas standar WHO.
Baca Juga: Ibuprofen Aman dan Bisa Diberikan pada Pasien Covid-19, Berikut Penjelasan BPOM
Selanjutnya upaya lainnya, yaitu memisahkan isolasi dan karantina bagi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19. Upaya ini juga memerlukan kerjasama dari masyarakat dan sektor lain.
Disamping saat ini Kota Bandung telah memiliki tempat Isolasi terpadu bersama yang merupakan hasil kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Secapa AD, dan BPSDM.
Di setiap kecamatan di Kota Bandung pun telah diwajibkan untuk dapat memiliki tempat Isolasi di kewilayahan masing-masing, sebagai solusi pencegahan terjadinya lonjakan kasus positif covid-19.(*)
Baca Juga: Kenali Perbedaan Mata Rabun Tanda Diabetes dengan Miopia dan Hipermetropi
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar