Wanita hamil, penyandang diabetes, dermatitis, penyakit pembuluh darah, deep vein thrombosis (DVT),dan penderita multiple sclerosis (MS) harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menerapkan terapi panas karena mereka berisiko lebih tinggi mengalami luka bakar dan komplikasi.
Termoterapi yang terlalu panas dapat membakar kulit, jadi pastikan suhunya hangat dan tidak "terlalu" panas.
Menerapkan panas di daerah yang terinfeksi dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi.
Jika tidak tidak dapat melihat hasilnya setelah menerapkan terapi panas selama seminggu, konsultasikan dengan dokter.
2. TERAPI DINGIN ATAU CRYOTHERAPY
Terapi dingin mengurangi aliran darah ke daerah yang terluka selanjutnya, mengurangi peradangan dan pembengkakan serta mengurangi risiko kerusakan jaringan.
Ini mematikan saraf dan memperlambat sinyal reseptor rasa sakit ke otak sehingga bertindak sebagai anestesi lokal.
Baca Juga: Membersihkan Organ Intim di Masa Menstruasi Perlu Lebih Teliti, Ini Alasannya
Baca Juga: Ingin Berhenti Merokok? Tak Sekadar Niat Tapi Lakukan Hal Ini!
Cryotherapy paling efektif dalam waktu 48 jam setelah cedera. Dapat diaplikasikan pada sendi atau otot yang bengkak dan meradang.
Source | : | Medical News Today |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar