Menurut dr. Stevent, vitamin D dosis tinggi yang berlebihan akan mengakibatkan terjadinya penekanan dari hormon paratiroid (PTH), yang mengatur konsentrasi kalsium serum melalui efeknya pada tulang, ginjal, dan usus..
"Hormon paratiroid yang tertekan pada saat kita diberikan vitamin D dengan dosis berlebihan, itu akan mengakibatkan berbagai penyakit tulang," kata dr. Stevent.
Menurutnya penelitian mengatakan pada saat kadar vitamin D tinggi dan menekan hormon paratiroid didalam tubuh maka akan mengakibatkan kalsium itu lari dalam tulang.
"Jadi seberapa banyaknya pun vitamin K yang kita berikan pada saat kadar vitamin D terlalu tinggi didalam darah, ia akan menekan hormon paratiroid, dia akan mengakibatkan penyakit tulang seperti osteomalasia dan hal itu yang akan mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar kalsium dalam darah, yang menyebabkan klasifikasi dari pembuluh darah, penyakit kardiovaskular dan menyebabkan kematian," ungkap dr. Stevent.
Ia menjelaskan bahwa terapi vitamin D dosis tinggi sebenarnya tidak ditujukan kepada orang-orang tanpa gangguan sistem imun.
"Terapi vitamin D dosis tinggi yang ditetapkan saat ini adalah digunakan untuk pasien-pasien dengan gangguan kondisi imunitas dan alergi," jelasnya.
Salah satu ahli yang sering dikutip oleh para pendukung terapi vitamin D dosis tinggi adalah dari Cicero Coimbra.
Dia adalah seorang profesor neurologi dari Brasil yang menggunakan terapi vitamin D dosis tinggi untuk menterapi pasien-pasien autoimun, terutama multiple sclerosis, psoriasis dan vitiligo.
Meski memberikan manfaat untuk mengendalikan kondisi autoimunitas, Coimbra sangat menekankan, terhadap keseimbangn vitamin D dengan hormon paratiroid.
Sebab ketika hormon paratiroid tertekan oleh penggunaan vitamin D dosis tinggi dapat mengakibatkan terjadinya toksisitas atau kerusakan.
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar