3. Cedera kepala
Hidung memiliki reseptor yang bertugas mengirim informasi melalui saraf ke otak.
Anosmia bisa terjadi apabila salah satu bagian dari proses atau jalur ini rusak.
Kerusakan itu salah satunya bisa disebabkan oleh cedera kepala.
Dari gegar otak hingga operasi otak, semua jenis trauma kepala dapat memengaruhi penciuman kita ketika saraf penciuman putus, tersumbat, atau rusak.
Tergantung pada tingkat keparahan cedera, kehilangan kemampuan mencium bau ini bisa berlangsung permanen atau sementara.
Ketika indra penciuman mulai kembali, biasanya itu pertanda otak dan saraf sedang dalam proses penyembuhan.
Baca Juga: Lahir dengan BB 4 Kg, Benarkah Jadi Tanda Gejala Diabetes pada Bayi?
4. Gangguan sistem saraf
Karena hidung terhubung dengan baik ke otak, kehilangan penciuman bisa menjadi indikator awal bahwa sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi dengan sistem saraf.
Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam JAMA Neurology melaporkan bahwa kelompok lanjut usia (lansia) yang melakukan tes penciuman dengan buruk, 2,2 kali lebih mungkin memiliki masalah memori yang dapat berkembang menjadi penyakit Alzheimer.
Meskipun tidak ada sebab dan akibat langsung antara anosmia dan penyakit neurodegeneratif, jika mengalami keluhan hidung tidak bisa mencium bau, ada baiknya segera berbicara dengan dokter.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar