nosm
GridHEALTH.id - Kehilangan kemampuan indera penciuman seperti tidak bisa mencium bau sesuatu merupakan salah satu gejala Covid-19 yang sering dialami beberapa orang.
Kondisi hilangnya kemampuan indera penciuman disebut juga dengan anosmia.
Baca Juga: Anosmia Jadi Gejala Khas Covid-19 pada Anak, Orangtua Lakukan 5 Cara Merangsang Indera Penciuman
Anosmia dapat berlangsung sementara atau permanen. Perkembangan kondisinya juga dapat berlangsung cepat atau lambat.
Namun tahukah, tidak semua orang yang mengalami anosmia merupakan pasien Covid-19.
Untuk itu, jangan parno dulu, ada 10 penyebab hidung tidak bisa mencium bau, bukan hanya gejala Covid-19.
1. Masalah sinus dan hidung
Melansir Health Grades, mungkin sudah mengetahui bahwa salah satu penyebab paling umum hidung tidak bisa mencium bau untuk sementara waktu adalah selesma atau flu biasa (common cold).
Ketika sinus membengkak atau tersumbat dengan lendir, kondisi ini memblokir reseptor bau di jaringan hidung.
Untungnya, kehilangan indera penciuman akibat selesma ini biasanya berlangsung sementara.
Hidung biasanya akan kembali berfungsi normal setelah salesma sembuh.
Dalam beberapa kasus, infeksi sinus kronis atau alergi parah terkadang dapat menyebabkan anosmia yang berkelanjutan.
Sementara, penghalang hidung lainnya seperti polip biasanya bersifat sementara karena dapat diangkat.
Baca Juga: Geger Masyarakat yang Tidak Dilayani karena Tidak Vaksin Wajib Lapor ke Ombudsman, Benarkah?
2. Merokok
Selain karena baunya sendiri, rokok juga dapat mengacaukan indra penciuman.
Merokok adalah salah satu bentuk polusi, dan paparan secara teratur dapat membatasi kemampuan untuk mencium bau.
Kabar baiknya adalah begitu berhenti merokok atau mengurangi paparan asap rokok, indra penciuman biasanya akan kembali normal.
3. Cedera kepala
Hidung memiliki reseptor yang bertugas mengirim informasi melalui saraf ke otak.
Anosmia bisa terjadi apabila salah satu bagian dari proses atau jalur ini rusak.
Kerusakan itu salah satunya bisa disebabkan oleh cedera kepala.
Dari gegar otak hingga operasi otak, semua jenis trauma kepala dapat memengaruhi penciuman kita ketika saraf penciuman putus, tersumbat, atau rusak.
Tergantung pada tingkat keparahan cedera, kehilangan kemampuan mencium bau ini bisa berlangsung permanen atau sementara.
Ketika indra penciuman mulai kembali, biasanya itu pertanda otak dan saraf sedang dalam proses penyembuhan.
Baca Juga: Lahir dengan BB 4 Kg, Benarkah Jadi Tanda Gejala Diabetes pada Bayi?
4. Gangguan sistem saraf
Karena hidung terhubung dengan baik ke otak, kehilangan penciuman bisa menjadi indikator awal bahwa sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi dengan sistem saraf.
Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam JAMA Neurology melaporkan bahwa kelompok lanjut usia (lansia) yang melakukan tes penciuman dengan buruk, 2,2 kali lebih mungkin memiliki masalah memori yang dapat berkembang menjadi penyakit Alzheimer.
Meskipun tidak ada sebab dan akibat langsung antara anosmia dan penyakit neurodegeneratif, jika mengalami keluhan hidung tidak bisa mencium bau, ada baiknya segera berbicara dengan dokter.
5. Paparan bahan kimia tertentu
Paparan bahan kimia keras, seperti insektisida atau pelarut yang dapat membakar bagian dalam hidung, dapat merusak jaringan hidung dan sensor bau secara permanen.
Penyebab yang sering terjadi termasuk uap metakrilat, amonia, benzene, kadmium, kromat, formaldehida, hidrogen sulfide, debu nikel, atau asam sulfat.
Untuk melindungi diri sendiri, kenakan alat respirator yang menutupi hidung saat menangani bahan kimia yang berbau tajam di rumah atau di tempat kerja.
Untuk diperhatikan, masker sekali pakai mungkin tidak memberikan perlindungan yang memadai.
6. Efek samping obat-obatan
Pernahkah memperhatikan anosmia yang tercantum dalam daftar efek samping obat?
Obat-obatan tertentu seperti antibiotik, antihipertensi, dan antihistamin terkadang memang bisa menjadi penyebab hidung tak bisa mencium bau untuk sementara waktu.
Biasanya hidung akan kembali berfungsi setelah berhenti minum obat.
7. Efek penuaan
Seperti penglihatan dan pendengaran, indera penciuman secara normal akan menjadi kurang tajam seiring bertambahnya usia.
Setelah usia 60, Anda memiliki peluang lebih besar untuk kehilangan penciuman, yang juga dapat mengubah indera perasa.
Baca Juga: Bau Mulut Bikin Tak Nyaman? Coba Segera Atasi dengan Bahan Alami Ini
Kombinasi ini berkontribusi pada penurunan berat badan progresif di antara lansia.
8. Efek samping terapi radiasi
Pasien yang menerima terapi radiasi untuk kanker kepala dan leher biasanya mengalami masalah dengan indera penciuman sebagai efek samping.
Hilangnya penciuman bisa bersifat sementara atau permanen saat perawatan berlanjut.
9. Masalah genetika
Beberapa orang bisa terlahir dengan sedikit atau tanpa indra penciuman. Kondisi ini dikenal sebagai anosmia kongenital atau anosmia bawaan.
Anosmia bawaan sering terjadi sendiri atau dapat menyertai kelainan genetik lainnya.
Kabar baiknya adalah hilangnya penciuman tidak selalu memengaruhi indera perasa atau pengecap.
Jadi panderita tetap dapat menikmati kue kering keping cokelat yang baru dipanggang meskipun mereka belum pernah menciumnya.
Karena hidung tak bisa mencium bau dapat disebabkan oleh begitu banyak kondisi yang berbeda dan banyak di antaranya terkait dengan otak, penting untuk memeriksakan diri ke dokter jika pernah mengalaminya.
10. Gejala Covid-19
Dilansir dari Cleveland Clinic, banyak individu yang dites positif Covid-19 telah melaporkan kehilangan indera perasa atau penciuman saat mereka mengalami gejala.
Baca Juga: Akhirnya Lala Pengasuh Rafathar Menyerah, Setelah Menjaga Majikannya yang Terpapar Covid-19
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah mengidentifikasi anosmia sebagai gejala Covid-19.
Dokter di China, Korea Selatan, Italia dan Jerman telah melaporkan tingginya kasus kehilangan penciuman atau rasa pada pasien yang terinfeksi Covid-19.
Itulah beberapa penyebab hidung tidak bisa mencium bau. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 10 Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau, Bukan Hanya Gejala Covid-19
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar