Pertanyaannya, apakah dengan seperti itu jantung menjadi sehat?
Secara teori, melansir Mount Elizabeth Hospitals (11/2/2021), diet keto bisa bermanfaat bagi jantung. Namun, ada banyak versi diet, yang dapat menyebabkan beberapa orang mengikuti diet tinggi lemak yang tidak sehat tanpa memicu ketosis.
Satu lagi, diet keto ini sulit untuk diikuti dalam praktiknya.
Beberapa mungkin memilih terlalu banyak protein dan lemak tidak sehat saat mereka beralih ke makanan olahan sebagai sumber makanan utama dalam makanan.
Selain itu, penting untuk dicatat, tidak ada penelitian jangka panjang tentang diet keto dalam kaitannya dengan risiko kondisi medis seperti serangan jantung dan stroke.
Meskipun demikian, secara teori jika diikuti dengan benar, diet keto bisa jadi menawarkan manfaat kesehatan berikut untuk jantung.
Bagaimana dengan penyandang dibatees?
Orang dengan diabetes tipe-2 perlu berhati-hati dengan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi.
Baca Juga: Kabar Baik bagi Warga Tak Punya NIK, Kemenkes Sampaikan Tetap Bisa Vaksinasi Covid-19, Ini Caranya!
Kkarena mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung.
Bagi penyandang diabetes, lonjakan gula darah dapat merusak pembuluh darah dan saraf di jantung.
Oleh karena itu, tanpa manajemen yang tepat, diabetes dapat menyebabkan penyakit jantung yang serius.
Dalam hal ini, diet keto telah dikaitkan dengan penurunan glukosa darah, penurunan resistensi insulin, penurunan rasa lapar dan ngidam, penurunan berat badan, penurunan trigliserida, dan peningkatan HDL (High-density lipoprotein kolesterol).
Oleh karena itu, diet secara teori mungkin bermanfaat untuk mencegah timbulnya diabetes.
Namun, ingatlah bahwa sebagian besar manfaat ini diamati dari studi jangka pendek, dan tidak ada penelitian jangka panjang yang menganalisis efek diet.
Untuk diketahui, selama ketosis, ada penumpukan asam yang disebut keton di dalam tubuh, yang dapat memberi tekanan tambahan pada ginjal.
Source | : | Mount Elizabeth Hospitals - Diet Keto |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar