GridHEALTH.id - Diet Keto sangat populer di Indonesia. Banyak pengikutnya.
Mereka yakin dengan menjalankan diet keto selain bisa menurunkan berat badan, dan menjaga tubuh tetap langsing, juga sehat. Jantung sehat.
Tapi, ada juga pihak yang tidak sependapat dengan diet keto yang menganut pola diet sangat rendah karbohidrat, sedang protein, dan kaya lemak.
Karenanya beberapa hali ada yang berpendapat Diet Keto dapat berdampak buruk bagi jantung.
Sementara yang lain mengatakan dapat meningkatkan kesehatan jantung.
Untuk mengetahui mana yang benar dari kedua pendapat itu. Wajib ketahui terlebih dahulu apa itu Diet Keto.
Diet keto, mereka yang menjalaninya membatasi asupan karbohidrat secara maksimal.
Karenanya akan terjadi ketosis, di mana lemak yang disimpan dipecah menjadi keton dan dilepaskan ke aliran darah.
Keton ini kemudian digunakan sebagai sumber energi sebagai pengganti karbohidrat.
Karenanya diet ini populer sekali di kalangan orang yang ingin dengan cepat menurunkan berat badan.
Karena lemak dipecah untuk energi, bukan karbohidrat, tubuh membakar lebih banyak lemak daripada yang didapat, yang menyebabkan penurunan berat badan.
Baca Juga: Ini Saat Paling Tepat Pasien Covid-19 Dapatkan Plasma Konvalesen, Supaya Semua Manfaatnya Didapatkan
Pertanyaannya, apakah dengan seperti itu jantung menjadi sehat?
Secara teori, melansir Mount Elizabeth Hospitals (11/2/2021), diet keto bisa bermanfaat bagi jantung. Namun, ada banyak versi diet, yang dapat menyebabkan beberapa orang mengikuti diet tinggi lemak yang tidak sehat tanpa memicu ketosis.
Satu lagi, diet keto ini sulit untuk diikuti dalam praktiknya.
Beberapa mungkin memilih terlalu banyak protein dan lemak tidak sehat saat mereka beralih ke makanan olahan sebagai sumber makanan utama dalam makanan.
Selain itu, penting untuk dicatat, tidak ada penelitian jangka panjang tentang diet keto dalam kaitannya dengan risiko kondisi medis seperti serangan jantung dan stroke.
Meskipun demikian, secara teori jika diikuti dengan benar, diet keto bisa jadi menawarkan manfaat kesehatan berikut untuk jantung.
Bagaimana dengan penyandang dibatees?
Orang dengan diabetes tipe-2 perlu berhati-hati dengan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi.
Baca Juga: Kabar Baik bagi Warga Tak Punya NIK, Kemenkes Sampaikan Tetap Bisa Vaksinasi Covid-19, Ini Caranya!
Kkarena mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung.
Bagi penyandang diabetes, lonjakan gula darah dapat merusak pembuluh darah dan saraf di jantung.
Oleh karena itu, tanpa manajemen yang tepat, diabetes dapat menyebabkan penyakit jantung yang serius.
Dalam hal ini, diet keto telah dikaitkan dengan penurunan glukosa darah, penurunan resistensi insulin, penurunan rasa lapar dan ngidam, penurunan berat badan, penurunan trigliserida, dan peningkatan HDL (High-density lipoprotein kolesterol).
Oleh karena itu, diet secara teori mungkin bermanfaat untuk mencegah timbulnya diabetes.
Namun, ingatlah bahwa sebagian besar manfaat ini diamati dari studi jangka pendek, dan tidak ada penelitian jangka panjang yang menganalisis efek diet.
Untuk diketahui, selama ketosis, ada penumpukan asam yang disebut keton di dalam tubuh, yang dapat memberi tekanan tambahan pada ginjal.
Karenanya mereka yang menderita diabetes tipe 1 mungkin tidak cocok menjalankan diet keto, karena orang dengan kondisi ini biasanya ditemukan memiliki gangguan ginjal.
Jadi untuk penyandang diabetes, jika ingin menjalankan diet keto, diskusikan dengan dokter untuk melihat apakah diet tersebut sesuai dengan kondisi kita.
Karena asupan karbohidrat yang lebih rendah bisa membuat penyandang diabetes mengalami hipoglikemia, jika mereka tidak melakukan perubahan yang tepat pada obat diabetes mereka.
Bagaima dengan berat badan atau menurunkannya?
Berbicara mengenai menurunkan berat badan, tentu kita sudah tahu jika obesitas dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi.
Karenanya mengelola berat badan dengan diet yang efektif dapat membantu mencegah penyakit jantung di masa depan.
Menurut penelitian yang dilakukan dengan individu yang kelebihan berat badan, penurunan berat badan 5-10% dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Baca Juga: Khasiat Air Rebusan Serai, Obat Batuk Alami, Begini Cara Membuatnya
Nah jika dilakukan dengan diet keto, sifat diet keto memungkinkan seseorang untuk menurunkan berat badan dengan cara yang berbeda.
Diet keto menargetkan simpanan lemak tubuh dan memecahnya untuk menghasilkan energi.
Jadi saat menjalankan diet, tubuh akan menggunakan lebih banyak lemak daripada yang disimpannya, yang secara alami menyebabkan penurunan berat badan.
Protein dan lemak yang direkomendasikan dalam diet juga membantu merasa lebih kenyang dibandingkan dengan volume karbohidrat yang sama.
Ini karena protein dan lemak meredam hormon perangsang rasa lapar.
Akibatnya, Anda cenderung makan berlebihan.
Baca Juga: Diabetes Teredeteksi Jelang Persalinan, Haruskah Ibu Hamil Jalani Operasi Sesar?
Diet Keto Menyehatkan Jantung
Berdasarkan hasil studi jangka pendek, diet keto tampaknya memiliki potensi manfaat bagi kesehatan jantung melalui penurunan berat badan dan pengurangan resistensi insulin.
Tapi ingat, mengenai hal tersebut belum ada penelitian jangka panjangnya.
Beberapa penelitian menemukan bahwa ketika memulai diet keto, orang mengalami perubahan signifikan dalam kadar kolesterol mereka.
Pada beberapa orang, kadar kolesterol jahat (LDL dan trigliserida) bisa naik cukup signifikan.
Tidak jelas bagaimana perubahan kolesterol ini berdampak pada risiko jangka panjang dari masalah jantung.
Penting untuk dipahami, efek positif dari diet pada jantung hanya dapat terjadi jika makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang.
Pada Diet keto, mungkin bekerja untuk membantu menurunkan LDL bagi sebagian orang, tetapi mungkin bukan diet terbaik untuk beberapa individu dengan kolesterol darah tinggi.
Jika memiliki kolesterol darah tinggi, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai diet keto.
Nah, bagi mereka yang memiliki masalah jantung, harus berhati-hati saat memulai diet baru, termasuk diet keto.
Meskipun tampaknya aman dalam jangka pendek, penelitian tentang efek jangka panjang dari diet masih kurang.
Selain itu, jika memiliki kondisi medis yang melibatkan pankreas, hati, tiroid, atau kantong empedu, harus menghindari diet sepenuhnya.
Sebab dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan bagi kesehatan.(*)
Baca Juga: 8 Kebiasaan Penyebab Gula Darah Naik di Atas Normal, Penyandang Diabetes Wajib Menghindarinya
Artikel ini telah ditinjau oleh
* Dr Michael MacDonald, ahli jantung di Rumah Sakit Mount Elizabeth
* Grace Yanni Yanti, ahli diet senior di Mount Elizabeth Hospitals
Source | : | Mount Elizabeth Hospitals - Diet Keto |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar