"Antibodi bisa turun tapi selama ada sel memori yang mengingat antigen Covid-19, begitu tertular virus Covid-19, tubuh akan membentuk kembali antibodi untuk memberikan perlawanan," ujarnya, Kamis (5/8/2021).
Baca Juga: Bioskop Kembali Dibuka, Begini Aturan Nonton Film Selama PPKM Level 2-3
Vaksin membentuk sistem imun yang bersifat adaptif yang didalamnya terdapat sel memori dan antibodi.
"Sel memori akan bekerja dan merespons apabila terjadi paparan terhadap antigen Covid-19. Dengan adanya sistem imun yang adaptif, ia akan lebih sigap dan lebih cepat menetralisir ketika virus masuk," jelas Nadia.
Lapor Covid-19 juga mengingatkan bahwa alasan vaksin booster diberlakukan adalah untuk melindungi para tenaga kesehatan. Merekalah yang harusnya mendapatkan vaksin ketiga ini, diikuti para lansia. Jadi belum perlu untuk masyarakat umum di Indonesia.
Ini diperkuat dengan pernyataan bahwa penguat vaksin Covid-19 tidak dibutuhkan secara luas, kata sekelompok ilmuwan internasional yang dikoordinir oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah laporan baru di jurnal medis.
Baca Juga: Hari Keamanan Pangan Sedunia: 10 Makanan Tidak Boleh Ditaruh di Kulkas
Laporan tersebut, yang diterbitkan di The Lancet pada hari Senin (13/09/2021), menyimpulkan bahwa bahkan dengan ancaman varian Delta yang lebih menular, dosis booster untuk populasi umum tidak sesuai alias belum diperlukan pada tahap pandemi ini. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | Reuters,Kemenkes RI |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar