GridHEALTH.id - Diabetes remaja atau juvenila diabetes adalah bentuk diabetes langka yang ditandai dengan kegagalan pankreas untuk memproduksi insulin karena kelainan pada sistem kekebalan tubuh. Diperkirakan hanya 5% pasien diabetes yang memiliki bentuk spesifik ini.
Insulin adalah hormon yang digunakan tubuh untuk mengubah glukosa menjadi energi, yang dibutuhkan sel untuk tetap sehat.
Pankreas bertugas untuk memproduksi insulin. Namun, dalam kasus diabetes remaja, sistem kekebalan menyerang sel-sel di pankreas, mencegahnya menyelesaikan tugasnya. Tanpa insulin, kadar gula darah naik, menyebabkan berbagai macam komplikasi, seperti kerusakan organ lain.
Diabetes juvenil disebut demikian karena biasanya dimulai pada anak-anak dan dewasa muda, tetapi gangguan ini dapat menyerang siapa saja dari segala usia.
Anak-anak dengan penyakit ini dapat hidup normal dengan perawatan dan pengobatan yang tepat. Namun, perawatan untuk kondisi ini seringkali merupakan tindakan penyeimbangan yang berbahaya.
Penyebab Kondisi
Ilmuwan, peneliti, dan dokter mengetahui bahwa diabetes remaja disebabkan oleh kelainan pada sistem kekebalan tubuh.
Namun, mereka belum menetapkan alasan mengapa sistem kekebalan menyerang pankreas. Kemungkinannya adalah adanya bakteri atau virus berbahaya dan struktur genetik seseorang.
Baca Juga: MODY, Bentuk Diabetes Langka di Kalangan Remaja, Ini Gejalanya
Baca Juga: 4 Tahapan Gejala Herpes, Penyakit Berisiko Pada Imunitas Tubuh Lemah
Penting untuk menyadari perbedaan antara diabetes tipe 1 (diabetes remaja) dan diabetes tipe 2.
Pada diabetes tipe 1, pulau-pulau di pankreas, yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin, tidak berfungsi.
Pada diabetes tipe 2, pulau-pulau ini berfungsi tetapi tubuh telah mengembangkan resistensi terhadap insulin atau pankreas tidak memproduksi cukup.
Terlepas dari jenisnya, hasilnya sama, organ dan jaringan mengalami kelaparan gula dan mulai tidak berfungsi. Selain itu, kadar gula darah meningkat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Diabetes juvenil tidak bisa dicegah karena diabetes tersebut diturunkan atau pasien memiliki gen tertentu yang menyebabkan perkembangan kondisi tersebut.
Para peneliti juga percaya bahwa diabetes remaja dapat dipicu oleh faktor-faktor tertentu, seperti virus, pola makan anak, dan kadar vitamin D yang rendah.
Baca Juga: Jika Ingin Mencegah Obesitas, Hindari Makan dengan Porsi Besar
Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Prostat, Kanker Paling Sering Dialami Pria
Jika tidak diobati, diabetes remaja dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Beberapa yang paling umum adalah:
- Masalah jantung. Diabetes diketahui menyebabkan masalah kardiovaskular, seperti penyakit arteri koroner, aterosklerosis, serangan jantung, dan stroke.
- Nefropati (kerusakan pada ginjal). Ginjal menyaring limbah dari darah. Diabetes merusak filter di ginjal yang mengakibatkan gagal ginjal, yang tidak dapat diubah. Satu-satunya solusi adalah dialisis dan akhirnya, transplantasi ginjal.
- Kerusakan saraf. Diabetes membatasi aliran darah normal ke anggota tubuh yang akhirnya menyebabkan kerusakan saraf. Anak biasanya akan mengeluh sensasi kesemutan di lengan atau kaki, yang dapat berkembang menjadi rasa sakit yang parah.
Anak-anak yang mengembangkan diabetes remaja memiliki kecenderungan untuk menunjukkan tanda dan gejala penyakit hanya beberapa hari atau minggu setelah onsetnya.
Beberapa gejala yang paling umum adalah kelelahan, lekas marah, penurunan berat badan tanpa usaha, infeksi vagina pada anak perempuan dan rasa lapar serta haus luar bisa yang menyebabkan sering kencing.
Tanda-tanda berikut adalah indikasi keadaan darurat. Orangtua harus segera mencari perawatan medis darurat jika anak mengalami satu atau lebih gejala seperti sakit perut parah, hilang kesadaran, napas cepat, kebingungan disertai kejang-kejang atau gemetar dan berbau napas buah.
Penting untuk dipahami bahwa tidak ada obat untuk kondisi ini. Pasien harus menjalani perawatan selama sisa hidup mereka. Perawatan termasuk suntikan insulin dan pemantauan gula darah konstan.
Baca Juga: Sensasi Rasa Haus Menurun Pada Lansia, Ini Cara Membantunya Agar Tetap Terhidrasi
Baca Juga: Bukan Cuma Mengantuk, 6 Gangguan Kesehatan Ini Bikin Sering Menguap
Perlu juga hati-hati menggunakan insulin karena terlalu banyak atau terlalu sedikit insulin akan mengakibatkan hipoglikemia dan hiperglikemia, masing-masing.
Beberapa pasien lebih memilih pompa insulin daripada suntikan manual. Pompa insulin secara otomatis memonitor kadar gula darah dan menyuntikkan jumlah yang tepat yang dibutuhkan tubuh.
Baca Juga: 'Micro Cheating', 5 Tanda Ini Memberitahukan Pasangan Sedang Selingkuh
Selain suntikan insulin dan obat-obatan, anak juga perlu makan makanan yang sehat. Obat-obatan dan gaya hidup sehat akan membantu anak menjalani hidupnya senormal mungkin. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | American Diabetes Association,Diabetes Mellitus Federation |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar