GridHEALTH.id - Dalam persalinan tentu ada perngobanan.
Pengorbanan seorang perempuan untuk anaknya begitu besar di saat persalinan.
Tak salah jika ada yang mengatakan proses persalinan yang dihadapi oleh perempuan adalah antara hidup dan mati.
Baca Juga: Bahagianya Ibu yang Melahirkan Sesar pada Zaman Ini, Sejarah Persalinan Ini Menyeramkan
Pada metode persalinan sesar seperti ity, begitu juga pada metode persalinan pervaginam alias normal.
Satu hal yang harus ibu ketahui, khususnya yang bersiap akan melahirkan pervaginam.
Saat proses persalinan berlangsung, bisa saja dokter melakukan sebuah tindakan medis.
Tindakan medis saat proses persalinan pervaginam yang dimaksud adalah episiotomi.
Untuk diketahui, episiotomi adalah tindakan pengguntingan kulit serta otot antara vagina dan anus pada perempuan yang sedang melahirkan pervaginam.
Baca Juga: Survei Harga RT-PCR di Jakarta, Mulai dari 495 ribu Sampai 900 Ribu
Tujuan tindakan medis episiotomi ini untuk melebarkan jalan lahir.
Namun sebenarnya, tindakan ini memiliki banyak manfaat yang akan membuat persalinan ibu lebih lancar.
Saat pembukaan telah lengkap, kepala bayi mulai tampak, dan ibu diharuskan mengejan, saat itulah bayi melakukan gerakan memutar atau rotasi untuk bisa keluar.
Gerakan tersebut ternyata berpotensi merobek kulit dan otot di sekitar jalan lahir, yang pada saat itu meregang.
Baca Juga: 6 Manfaat Tidur Posisi Telentang, Salah Satunya Cegah Hidung Tersumbat
Bila tak ditangani dengan tepat, robekan bisa menjadi lebih luas dan masa pemulihan tentu jadi lebih lama.
Tindakan episiotomi dilakukan bila otot sekitar jalan lahir terlihat sangat regang.
Seorang dokter profesional akan mengguntingnya untuk membuat robekan menjadi lebih “bagus”.
Bila ibu bertanya, apakah tindakan episiotomi sakit, tenang, rasa sakitnya akan tertutupi oleh rasa mulas saat bayi akan keluar dan pada saat mengejan.
Sehingga sebenarnya, ibu tak akan terlalu ngeh saat tindakan medis episiotomi ini dilakukan dokter.
Baca Juga: Gejala Meningokokus, Penyakit Infeksi Bakteri yang Bisa Sebabkan Kematian
Walau begitu, tak semua persalinan normal membutuhkan tindakan episiotomi.
Misalnya, bayi yang dilahirkan berukuran kecil dan peregangan otot pada jalan lahir terlihat cukup elastis, serta mampu meregang dengan luas, episiotomi bisa saja tidak dilakukan.
Begitu juga untuk kelahiran kedua dan seterusnya, bukan tak mungkin kulit dan otot di jalan lahir akan lebih mudah meregang sehingga tak perlu dilakukan episiotomi.(*)
Baca Juga: Asam Lambung Naik, Hindari 5 Jenis Makanan ini Untuk Mencegahnya
Source | : | Buku nakita - Solusi Kehamilan dan Persalinan |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar