GridHEALTH.id - Jumlah penduduk Indonesia yang telah divaksin, hingga Minggu (14/11/2021) pukul 18.00 WIB, dari 208,2 juta sasaran, sekitar 215,6 juta dosis vaksin telah diberikan kepada sekitar 130,3 juta orang yang menerima vaksin (62,5% dari sasaran) dosis pertama.
Lebih dari 84,1 juta di antaranya (40,4%) sudah mendapatkan dosis kedua. Untuk vaksinasi dosis ke-3 atau booster bagi tenaga kesehatan sudah diberikan sebanyak 1,19 juta.
Dikutip dari Antara (16/11/2021), Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan WHO menargetkan setiap negara untuk memvaksinasi setidaknya 10% dari populasinya pada akhir September 2021.
Sekurangnya 40% pada akhir 2021 dan 70% populasi dunia pada pertengahan 2022.
Dengan demikian, untuk mencapai target WHO yakni sebanyak 40% dari populasi penduduk, maka Indonesia memerlukan sekitar 109 juta orang yang menerima dosis kedua.
Jika angka rata-rata vaksinasi kedua konsisten sebanyak 750,000 per hari, target tersebut bisa dicapai pada pertengahan bulan Desember.
Baca Juga: Studi di Indonesia, Orang yang Sudah Divaksin dan Penyintas Covid-19 Malah Taat Menjalankan Prokes
Baca Juga: Perubahan Gaya Hidup Selama Pandemi Covid-19 Berisiko Munculkan Penyakit Diabetes
Nadia mengatakan, stok vaksin yang tersedia per Sabtu (13/11/2021) sebanyak 342,5 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi dan bahan baku. Terakhir Indonesia menerima 4 juta dosis vaksin Sinovac pada Sabtu.
Nadia mengimbau masyarakat tidak perlu ragu dengan vaksin yang ada. Tidak perlu memilih merk vaksin, gunakan vaksin yang tersedia terlebih dulu saat ini. Pemerintah menjamin vaksin yang diberikan kepada masyarakat aman, bermutu, dan berkhasiat.
Menurut Nadia vaksin membuat tubuh relatif lebih tahan serangan virus, bisa menghindarkan dari gejala, perawatan di rumah sakit dan mengurangi risiko kematian.
Akan tetapi vaksin tidak menjadikan seseorang kebal 100 persen terhadap infeksi virus, sehingga masih dapat tetap tertular dan menularkan. Bagi yang sudah divaksin agar tetap menjalankan protokol kesehatan 5M.
Sementara itu, dikutip dari situs kominfo.go.id, pemerintah RI terus memonitor dan mewaspadai masuknya varian baru virus Corona ke Indonesia. Salah satunya adalah varian AY.4.2 yang menimbulkan lonjakan kasus di Inggris.
Baca Juga: Healthy Move, Satu Pose Yoga Untuk Kuatkan Panggul dan Keseimbangan
Baca Juga: Pengobatan Alami Penyakit Kulit Kudis dengan Minyak Pohon Teh
“Kami sudah memonitor kemungkinan adanya varian-varian baru. Kami sudah lihat bahwa di Inggris ada satu varian yang berpotensi mengkhawatirkan, yaitu AY.4.2 yang belum masuk di Indonesia, yang sekarang terus kami monitor perkembangannya seperti apa,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers usai Rapat Terbatas (Ratas) yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (25/10/2021).
Menteri Budi menambahkan, varian yang merupakan turunan dari varian Delta ini menyebabkan peningkatan kasus konfirmasi yang cukup signifikan di Inggris, sejak bulan Juli sampai Oktober tahun ini.
“Kita juga melihat bahwa beberapa negara di Eropa memang juga kasusnya meningkat terus,” imbuhnya.
Baca Juga: Sangat Mudah, Menciptakan Gaya Hidup Sehat Untuk Anak Sejak Dini!
Baca Juga: 5 Latihan Sederhana Untuk Mengencangkan Lengan Agar Tak Bergelambir
Lebih lanjut Menkes menyampaikan, saat ini pemerintah juga fokus untuk mencegah peningkatan kasus Covid-19 yang berpotensi terjadi pada libur Natal tahun 2021 dan Tahun Baru 2022 mendatang. (*)
Source | : | Kompas.com,Antara,Kominfo.go.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar