GridHEALTH.id - Salah satu pahlawan bulu tangkis Indonesia Verawaty Fajrin meninggal dunia. Menurut kabar dari PBSI, Verawaty Fajrin mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, Minggu (21/11/2021), pukul 06.58 WIB.
Verawaty Fajrin meninggal dunia pada usia 64 tahun setelah sempat menjalani perawatan akibat sakit kanker paru-paru. Hingga akhir hayatnya, Vera meninggalkan suami, Fadjriansyah Bidoein, seorang anak Fidyandini dan dua cucu.
"Innaalillaahi wa inna ilaihi rojiun. PBSI dan keluarga besar bulutangkis Indonesia turut berduka cita atas berpulangnya salah satu pahlawan bulutangkis Indonesia, Verawaty Fadjrin," kata Ketua Umum PP PBSI, Agung Firman Sampurna.
"Almarhumah adalah pemain yang berjasa besar mengangkat prestasi bulutangkis Indonesia di pentas dunia. Semoga arwahnya diterima di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," imbuhnya.
Perlu diketahui, kanker paru merupakan salah satu jenis kanker yang menyebabkan kematian tertinggi.
Dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, Agus Dwi Susanto mengungkapkan, sebagian besar pasien kanker paru datang berobat pada stadium lanjut, yaitu 3 dan 4.
Baca Juga: Studi: Diet Ketogenik Bisa Turunkan Risiko Kanker Paru-paru
Baca Juga: Healthy Move, Penyandang Penyakit Paru Bisa Manfaatkan Olahraga Ini
Hal itu karena kebanyakan kasus kanker paru tak memunculkan gejala awal. "Kalau masih kecil (tumor) biasanya tak terasa apa pun. Kanker paru mulai bergejala ketika mengenai organ lain dan ukurannya lebih besar," kata Agus seperti dikutip dari Kompas.com (12/07/2019).
Jika muncul gejala, biasanya penyakit sudah stadium lanjut. Gejala kanker paru umumnya batuk terus-menerus yang sulit sembuh, batuk berdarah, suara serak, mengi, nyeri dada, kelelahan, dan berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
Gejala kanker paru juga mirip dengan gangguan paru atau pernapasan lainnya sehingga kerap tak disadari penderitanya. "Kalau enggak rutin cek kesehatan, ya enggak ketemu kemunculan awal kanker di paru," ungkap Agus.
Akibat baru diketahui pada stadium lanjut, angka harapan hidup pasien kanker paru pun sangat rendah. Pengobatan yang dilakukan untuk meningkatkan angka harapan hidup dan kualitas hidup pasien.
"Angka bertahan hidup atau survival rate rata-rata lima tahun, tapi itu masih di bawah 20% yang bisa bertahan sampai lima tahun. Kalau disertai komplikasi, di bawah lima tahun," jelas Agus.
Penyakit kanker paru ini merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Agus mengungkapkan, lebih dari 80% pasien kanker paru di RS Persahabatan adalah perokok.
Tetapi Agus mengatakan, ada juga pasien kanker paru yang bukan perokok, tetapi sering terpapar asap rokok dari lingkungannya. Juga pasien yang hidup di lingkungan dengan polusi asap tinggi.
Baca Juga: Berjemur Jadikan Jadwal Harian, Kekurangan Vitamin D Sebabkan Diabetes
Baca Juga: Beser dan Ngompol Pada Lansia Dapat Disembuhkan Tanpa Obat-obatan
Salah satu upaya pencegahan kanker paru adalah dengan tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok bagi perokok pasif, dan jauhi lingkungan yang berpolusi. (*)
Source | : | Kompas.com,Gridhealth.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar