GridHEALTH.id - Obesitas adalah penyebab utama banyak penyakit kronis. Ini meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan bahkan kanker.
Saat ini, dengan obesitas yang mengasumsikan proporsi epidemi di seluruh dunia, banyak ilmuwan mengamati dengan seksama efeknya pada tubuh.
Menurut sebuah studi baru di University of Cambridge di Inggris, indeks massa tubuh (IMT) atau body mass index (BMI) adalah faktor risiko yang lebih kuat untuk diabetes daripada genetika.
Para peneliti mengatakan bahwa menurunkan berat badan dapat mencegah atau bahkan menghilangkan risiko diabetes.
Obesitas adalah penyebab utama diabetes tipe 2 yang dapat dimodifikasi, sementara susunan genetik juga dapat mengidentifikasi individu dengan kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan kondisi tersebut, studi yang dipresentasikan pada konferensi The European Society of Cardiology (ESC) Congress 2020 pada hari Senin (22/11/2020) mengungkapkan.
Menurut para peneliti, karena kita dilahirkan dengan gen kita, dimungkinkan untuk menentukan sejak dini siapa yang memiliki peluang tinggi terkena diabetes selama hidup mereka.
Baca Juga: Pengujian Genetik Membantu Penyandang Diabetes Deteksi Penyakitnya
Baca Juga: Healthy Move, 4 Tips Kembali Berolahraga Setelah Menderita Sakit Lama
Mereka melakukan penelitian ini untuk mengetahui apakah menggabungkan risiko warisan dengan indeks massa tubuh (IMT) saat ini dapat mengidentifikasi orang-orang dengan risiko tertinggi terkena diabetes.
Semakin tinggi IMT, semakin besar risiko kita. Penelitian ini melibatkan 445.765 peserta dari UK Biobank. Usia rata-rata adalah 57,2 tahun dan 54% adalah perempuan.
Menurut para peneliti, risiko diabetes yang diturunkan dinilai menggunakan 6,9 juta gen. Tinggi dan berat badan diukur pada saat pendaftaran untuk menghitung IMT. Peserta dibagi menjadi lima kelompok menurut risiko genetik diabetes.
Mereka juga dibagi menjadi lima kelompok menurut IMT. Mereka ditindaklanjuti sampai usia rata-rata 65,2 tahun. Selama periode itu, 31.298 menyandang diabetes tipe 2.
Temuan menunjukkan bahwa mereka yang berada dalam kelompok IMT tertinggi memiliki 11 kali lipat peningkatan risiko diabetes dibandingkan dengan peserta dalam kelompok IMT terendah.
Kelompok IMT tertinggi memiliki kemungkinan lebih besar terkena diabetes daripada semua kelompok IMT lainnya, terlepas dari risiko genetik.
Temuan menunjukkan bahwa IMT adalah faktor risiko yang jauh lebih kuat untuk diabetes daripada predisposisi genetik.
Baca Juga: Meningitis Akibat Jamur, Kejadiannya Langka Tetapi Bisa Mematikan
Baca Juga: 5 Makanan Yang Harus Dihindari Penyandang Diabetes, Gula Darah Bisa Tidak Terkontrol
Para peneliti juga menggunakan metode statistik untuk memperkirakan apakah kemungkinan diabetes pada orang dengan IMT tinggi akan lebih besar jika mereka kelebihan berat badan untuk jangka waktu yang lama.
Mereka menemukan bahwa durasi peningkatan IMT tidak berdampak pada risiko diabetes. Artinya, ketika orang melewati ambang IMT tertentu, peluang mereka terkena diabetes naik dan tetap pada tingkat risiko tinggi yang sama terlepas dari berapa lama mereka kelebihan berat badan.
Para peneliti mengatakan bahwa mungkin juga untuk membalikkan diabetes dengan menurunkan berat badan pada tahap awal sebelum kerusakan permanen terjadi.
Kita dapat dengan mudah melakukan ini dengan membuat beberapa perubahan gaya hidup. Ikuti diet sehat dan bergizi yang mencakup lebih banyak buah dan sayuran segar, berolahraga secara teratur, cukup tidur setiap malam dan hindari stres.
Baca Juga: Masih Banyak di Masyarakat, 7 Mitos Diabetes yang Perlu Diluruskan
Baca Juga: Saran Aktivitas Selama Bedrest Agar Ibu Senang dan Kehamilan Terjaga
Kita perlu menjaga berat badan untuk menurunkan risiko diabetes. Menurunkan berat badan juga akan membantu kita mengelola kadar gula darah dengan lebih baik. (*)
Source | : | The European Society of Cardiology (ESC) |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar