Dari hasil kajian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari sisi keamanan, secara umum pemberian vaksin Convidecia dapat ditoleransi dengan baik.
Seperti Janssen, reaksi lokal maupun sistemik dari pemberian vaksin Convidecia menunjukkan tingkat keparahan grade 1 dan 2.
KIPI dari pemberian vaksin Convidecia juga menunjukkan reaksi ringan hingga sedang.
KIPI lokal yang umum terjadi, antara lain adalah nyeri, kemerahan, dan pembengkakan.
Serta KIPI sistemik yang umum terjadi adalah: sakit kepala, rasa lelah, nyeri otot, mengantuk, mual, muntah. demam, dan diare.
Baca Juga: Hindari Aneka Makanan Ini Jika Ingin Berat Badan Turun di 2022
10. Vaksin Zifivax
Informasi saja, Vaksin Zifivax merupakan vaksin buatan China yang dikembangkan dan diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical Co. Ltd. dan Chinese Academy of Sciences.
Vaksin Zifivax digunakan pada orang berusia 18 tahun ke atas.
Vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali suntikan secara intramuskular.
Dosis vaksin yang diberikan pada setiap kali suntikan adalah 25 mcg (0,5 mL).
Zifivax diberikan dengan interval pemberian satu bulan dari penyuntikan pertama ke penyuntikan berikutnya.
Melansir Kompas.com, vaksin Zifivax telah melalui tahap uji klinik fase tiga pada sekitar 28.500 subjek uji.
Indonesia adalah salah satu senter pelaksanaan uji klinik tahap tiga tersebut, selain Uzbekistan, Pakistan, Equador, dan China.
Jumlah subjek uji dari Indonesia yang berpartisipasi dalam studi klinik vaksin ini adalah sekitar 4.000 subjek uji.
Adapun efek samping usai pemberian vaksin Zifivax, antara lain: timbul nyeri pada tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual (nausea), diare dengan tingkat keparahan grade satu dan dua.
Baca Juga: Strain IHU Miliki 46 Mutasi, Walau Tahan Vaksin Bukan Berarti Lebih Berbahaya
11. Vaksin Covovax
Vaksin Covovax merupakan vaksin dengan teknologi platform rekombinan protein subunit glikoprotein spike menggunakan vaksin adjuvant Matrix-M1.
Vaksin ini diproduksi oleh Serum Institute of India Pvt. Ltd., India (SII).
"Evaluasi aspek keamanan, imunogenisitas, dan efikasi Vaksin Covovax mengacu pada data uji pre-klinik dan uji klinik yang dilakukan di Australia, Amerika Serikat, Meksiko, Inggris, dan Afrika Selatan," jelas Penny.
Untuk memastikan khasiat dan keamanan Vaksin Covovax telah memenuhi persyaratan evaluasi vaksin yang dikeluarkan oleh WHO, SII juga telah melakukan uji klinik fase 2/3 di India.
Hasil evaluasi secara rinci dari aspek keamanannya, kejadian efek samping yang dilaporkan dari uji klinik Vaksin Covovax umumnya bersifat ringan hingga sedang.
Adapun efek samping yang paling sering dilaporkan, antara lain:
- Nyeri lokal (23,9% -3 2%)
- Tenderness (9,9% – 11,4%)
- Sakit kepala (15,5% – 19,9%)
Baca Juga: Cara Mengatasi Darah Beku di Kuku, Pengobatan Alami di Rumah dan Medis
- Kelelahan/fatigue (8,7% – 17,9%)
- Nyeri otot/myalgia (8,5% – 15,5%)
- Demam (3,5% – 14,4%)
Dari aspek khasiat atau efikasi Vaksin Covovax, hasil pengamatan tujuh hari setelah pemberian dosis kedua pada dewasa usia 18 tahun atau lebih dengan status imun negatif (seronegatif) berkisar antara 89,7% – 90,4% pada semua kasus Covid-19 dengan berbagai tingkat keparahan, sementara pada kasus dengan tingkat keparahan sedang – berat berkisar antara 86,9% -100%.(*)
Source | : | NHS,Kontan.co.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar