GridHEALTH.id - Banyak masyarakat yang bertanya-tanya mengapa walaupun sudah vaksin hingga booster masih bisa terinfeksi Covid-19 varian Omicron.
Apakah ini berarti vaksinnya sia-sia?
Pertanyaan masyarakat awam mengenai masih terinfeksi Omicron meski sudah divaksin Covid-19 lengkap bukan tanpa alasan.
Asal tahu saja, Satgas Covid-19 mencatat ada tambahan 44.526 kasus baru infeksi virus corona pada 13 Februari 2022.
Sehingga total menjadi 4.807.778 kasus positif Covid-19 pada 13 Februari 2022 sejak diumumkan pada Maret 2021.
Fakta tersebut di masyarakat awam tentu menakutkan juga menimbulkan tanda tanya besar.
Sebab saat ini program vaksin booster sudah dijalankan, apalagi Pemerintah melaporkan, hingga Kamis (10/2/2022) pukul 18.00 WIB, jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis ketiga atau booster mencapai 6.391.787 orang atau 3,07 persen.
Adapun banyak keluhan infeksi Covid-19 yang diduga Omicron oleh masyarakat paska vaksin, khususnya booster adalah pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala dan batuk.
“Gejala seperti pilek, sakit tenggorokan dan bersin terus-menerus menjadi lebih umum, bersama dengan sakit kepala dan batuk, terutama pada orang yang telah divaksinasi,” kata salah satu pendiri aplikasi Zoe Profesor Tim Spector, dilansir dari Kontan.co.id (14/2/2022).
Baca Juga: Kelebihan Vaksin Booster Berbayar Sinopharm dengan Skema Gotong Royong
Ia mengatakan gejala Covid-19 Omicron menjadi lebih mirip pilek biasa utamanya pada mereka yang divaksinasi. Serta gejala sistemik umum seperti mual, nyeri otot, diare dan ruam kulit lebih sedikit.
Berikut ini gejala Omicron pada mereka yang telah divaksin:
* Pilek
* Sakit tenggorokan (tenggorokan gatal)
* Bersin
* Sakit kepala
* Batuk
* Mual
* Nyeri otot
Baca Juga: Obat Infeksi Omicron Efektif, Pasien Long Covid-19 Sembuh dengan Obat Bebas Murah
* Diare
* Ruam kulit.
Dokter Afrika Selatan Angelique Coetzee sebelumnya menunjukkan gejala Covid-19 Omicron pada mereka yang telah divaksinasi.
Menurutnya gejala Covid-19 Omicron berupa sakit kepala dan nyeri otot adalah gejala umum baik pada pasien yang divaksin ataupun tidak.
Meski pada orang yang divaksin masih bisa tertular namun menurutnya mereka lebih cepat pulih.
“Orang yang divaksinasi (cenderung) pulih lebih cepat daripada orang yang tidak divaksinasi,” ujarnya, dilansir dari TribunStyle (12/2/2022).
Ia menilai pasien yang tidak divaksin tampaknya mengalami keparahan myalgia (nyeri otot) dan sakit kepala yang parah dibanding pasien yang divaksin.
Gejala di atas juga disebutkan oleh media Independent yang mengutip jurnal penyakit menular dan Epidemiologi, Eurosuveillance, yang juga menyebut kelelehan sebagai gejalanya juga.
Jadi batuk, pilek dan kelelahan adalah gejala Covid-19 Omicron paling umum pada mereka yang divaksin.
Baca Juga: Obat Infeksi Omicron Efektif, Pasien Long Covid-19 Sembuh dengan Obat Bebas Murah
Sedangkan bersin dan demam adalah gejala Covid-19 Cmicron paling jarang terjadi.
Para ahli juga menyarankan ada dua gejala yang bisa menjadi tanda dengan kemungkinan besar Covid-19 Cmicron yakni kelelahan dan pusing atau pingsan.
Lebih dari sekadar merasa lelah, kelelahan yang muncul adalahnyeri tubuh dengan menyebabkan otot yang sakit atau lemah, sakit kepala, dan bahkan penglihatan kabur dan kehilangan nafsu makan.
Dr Angelique Coetzee, seorang praktisi swasta dan ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, mengatakan kepada Good Morning Britain bahwa "kelelahan" adalah salah satu gejala utama Omicron ketika varian itu pecah di Afrika Selatan.
Faktanya, 40 persen wanita melaporkan bahwa mereka mengalami kelelahan akibat Covid dibandingkan dengan sepertiga pria, menurut jajak pendapat oleh Web MD yang menanyakan kepada pengguna aplikasi seberapa sering mereka mengalami kelelahan dari 23 Desember hingga 4 Januari.
Sebuah laporan baru dari Jerman menunjukkan bahwa ada hubungan antara pingsan dan Omicron setelah dokter di Berlin menemukan bahwa, Covid-19 memicu pingsan berulang untuk pasien berusia 35 tahun yang dirawat di rumah sakit.
Surat kabar Jerman Arztezeitung mengatakan bahwa para dokter dapat melihat "hubungan yang jelas" antara infeksi Covid-19 dan pingsan.
Mengenai infeksi Covid-19 Omicron pada mereka yang telah divaksin, melansir Kompas.com (14/1/2022), hal ini bukan berarti orang yang telah divaksin menjadi lebih rentan terhadap varian Omicron.
Hanya saja orang yang sudah divaksin jumlahnya lebih banyak dari orang yang belum divaksin.
Baca Juga: Jahe Cukup Dikonsumsi Seperti Ini Untuk Terapi Menurunkan Berat Badan
Namun, perlu diketahui bahwa kebanyakan pasien yang dirawat di rumah sakit akibat varian Omicron ternyata merupakan orang-orang yang belum divaksin.
Orang yang belum divaksin dan dirawat di rumah sakit jumlahnya enam kali lipat lebih banyak dibandingkan orang yang sudah mendapatkan vaksin.
Hal ini menunjukkan bahwa vaksin mampu mengurangi keparahan gejala Covid-19 yang diderita pasien.
Pasien yang sudah mendapatkan vaksin umumnya hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak bergejala.
Fakta tersebut senada dengan fakta yang disampaikan oleh World Health Organization (WHO), bahwa tingkat mortalitas akibat Covid-19 tetap stabil dan tetap meningkat.
Tingkat mortalitasnya tetap tinggi pada negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah.
Jadi ayo Vaksin Covid-19.(*)
Baca Juga: Kaus Kaki Bisa Mengatasi Kaki Bengkak Saat Hamil, Sudah Mencobanya?
Source | : | Kompas.com-Omicron vaksin,TribunStyle-omicron vaksin,Kontan-omicron vaksin |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar