GridHEALTH.id - Mengingat Hipertensi merupakan penyakit penyerta atau komorbid tertinggi dan berbahaya bagi pasien terinfeksi virus Covid-19 di dunia, termasuk di
Indonesia, pasien hipertensi dihimbau untuk tetap patuh pada pengobatan pada masa
pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Masyarakat luas juga diingatkan untuk menggunakan fasilitas telemedicine yang telah tersedia dengan berbagai pendekatan.
Asal tahu saja, hipertensi dapat memperburuk perjalanan Covid-19 sehingga diperlukan suatu kewaspadaan khusus tentang hal ini.
Sehubungan dengan itu, dalam masa pandemi seperti sekarang ini, masyarakat dianjurkan dan dihimbau untuk memantau tekanan darahnya sendiri secara teratur di rumah.
Dokter Erwinanto, Sp.JP(K),FIHA, Ketua Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dalam virtual media briefing menyambut ‘The 16th Annual Scientific meeting of Indonesian Society of Hypertension (InaSH) 2022’ mengatakan, jumlah penyandang hipertensi di Indonesia relatif tinggi dan kecenderungannya tidak menunjukkan penurunan dalam satu dekade terakhir.
Baca Juga: Sleep Apnea Selama Kehamilan Berisiko Munculkan Tekanan Darah Tinggi
Baca Juga: Masalah Tidur Penyandang Diabetes, Sleep Apnea Sampai Kebanyakan Tidur
"Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan survey tahun 2018 yaitu sekitar 34% tidak berubah dari angka yang didapat pada survey tahun 2007.
Penyebab tingginya kasus baru hipertensi akibat tingginya faktor risiko hipertensi seperti diabetes mellitus (kencing manis), kegemukan, konsumsi garam yang tinggi dan merokok.”
Ia melanjutkan, “Penyandang hipertensi yang minum obat dan terkontrol tekanan darahnya di Indonesia masih rendah.
Survey May Measurement Month mencatat hanya sekitar 37% penyandang hipertensi yang
minum obat mempunyai tekanan darah yang terkontrol (kurang dari 140/90 mm Hg).”
“Sebagian besar diagnosis hipertensi di Indonesia ditegakkan melalui satu kali pengukuran tekanan darah di klinik.
Baca Juga: Healthy Move, 3 Latihan Mudah Untuk Mengencangkan Bokong dan Paha
Baca Juga: Tanya Jawab Seputar Diet Rendah Kalori, Diet Paling Sehat Untuk Turunkan Berat Badan
Penegakkan diagnosis bagi sebagian besar penyandang hipertensi memerlukan pengukuran tekanan darah pada beberapa kali kunjungan klinik atau, sebagai alternatif, melalui pemeriksaan di luar klinik menggunakan Home Blood pressure Monitoring (HBPM) atau Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM).
Dr. dr. Maruhum Bonar H. Marbun, Sp.PD-KGH, Ketua Panitia ‘The 16th Annual Scientific meeting of Indonesian Society of Hypertension (InaSH) 2022’, dalam sambutannya mengatakan, “The 16th Annual Scientific Meeting InaSH 2022 akan diadakan pada tanggal 19-20 Februari 2022 di Jakarta secara virtual.
Temanya adalah "The Most updated Multi Discipline Approaches in Hypertension Management”. Selain menghadirkan pembicara pakar dari Indonesia, acara ini juga akan menghadirkan pembicara dari luar negeri, seperti Jepang, Korea, UK, Denmark, Australia, dll.”
Ia menjelaskan, “Hal baru dalam pertemuan ilmiah kali ini adalah adanya Joint Session dengan Asia Pacific Society of Hypertension dan International Society of Hypertension serta adanya satu sesi Masterclass.
Selain itu, yang tak kalah penting dan pasti ditunggu adalah peluncuran Konsensus INASH 2022 mengenai “Konsensus Ambulatory Blood Pressure Measurement”. (*)
Baca Juga: 6 Cara Membantu Si Kecil Melawan Obesitas Pada Anak, Panduan WHO
Source | : | Virtual Media Briefing |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar