Oleh sebab itu, dikutip dari Kompas.com, Senin (14/3/2022), varian Deltacron mungkin akan menjadi subvarian Omicron.
Ahli patologis klinis sekaligus Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, banyaknya mutasi Omicron membuat subvariannya berisiko mengandung mutasi yang sama dengan varian sebelumnya.
Begitu juga dengan rekombinasi Delta-Omicron atau Deltacron.
“Tapi ciri varian Omicron tetap yang dominan. Jadi sejauh ini, varian hasil rekombinasi ini dimasukkan sebagai subvarian Omricron,” jelasnya.
Berdasarkan struktur kimiawi, bagian protein S pada Deltacron juga sangat mirip dengan varian Omicron.
Akibatnya, tubuh yang terpapar varian Deltacron akan mengenalinya sebagai varian Omicron.
Tersusun dari struktur kimiawi yang sangat mirip dengan Omicron, varian Deltacron disebutkan memiliki efek serupa, yakni mudah menyebar dengan derajat gejalanya tidak begitu signifikan.
Baca Juga: Ternyata Hanya Segini Keganasan Deltacron, Kombinasi Varian Delta dan Omicron
2. Kasus Deltacron jarang terjadi
Kendati telah ditemukan di beberapa negara, kasus Deltacron ini masih jarang terjadi.
Sejumlah ahli menduga rekombinasi Delta-Omicron ini tidak akan menimbulkan masalah yang signifikan.
Bahkan, para peneliti mengimbau agar masyarakat tidak pelu khawatir atas kemunculan varian Deltacron.
Source | : | Theguardian.com,Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar